1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

090511 Pakistan USA Gilani

9 Mei 2011

Pakistan menyangkal semua tudingan bahwa negara itu berkomplot dengan Osama. PM Pakistan Yousuf Raza Gilani hari Senin (09/05), mengakui kelalaian dinas rahasia negaranya.

https://p.dw.com/p/11CgC
Perdana Menteri Pakistan Yusuf Raza Gilani
Perdana Menteri Pakistan Yusuf Raza GilaniFoto: picture-alliance/dpa

Hubungan antara Amerika Serikat dan Pakistan sedang diuji sehubungan berhasilnya operasi militer rahasia AS yang menewaskan pemimpin Al Qaida, Osama bin Laden. Amerika Serikat di depan publik internasional mengajukan pertanyaan yang berhak dilontarkannya. Yaitu, bagaimana bisa Osama bin Laden bertahun-tahun bersembunyi di kota kantung militer tanpa diketahui militer Pakistan dan dinas rahasia ISI? Tuduhan yang tidak masuk akal, demikian PM Pakistan Yousuf Raza Gilani di depan parlemen.

"Kami bertekad untuk menjawab pertanyaan bagaimana, kapan, dan mengapa Osama bin Laden bisa bersembunyi di Abbottabad. Pengusutan sudah dimulai," kata Gilani.

Pakistan Keluhkan Tindakan Main Hakim Sendiri AS

Aksi protes anti Amerika di Abbottabad, Jumat (06/05).
Aksi protes anti Amerika di Abbottabad, Jumat (06/05).Foto: AP

Menurut laporan sejumlah media, pemerintah Pakistan baru diberitahu tentang pelaksanaan operasi militer selagi operasi itu berlangsung. Dengan begitu, Amerika Serikat menekankan keraguan mengenai kerja sama dengan aparat Pakistan, demikian pendapat para pengamat. Banyak pihak di Pakistan menilai bahwa tindakan main hakim sendiri militer AS sudah kelewatan. Di beberapa daerah di Pakistan digelar aksi protes terhadap tindakan AS itu.

Dalam pidatonya, Gilani menunjukkan bahwa ia memahami keluhan rakyatnya dan mengancam AS dengan konsekuensi keras jika melakukan aksi berikutnya.

"Setiap serangan terhadap fasilitas strategis Pakistan, rahasia atau terbuka, akan dibalas dengan reaksi yang setara. Pakistan berhak untuk membalas dengan kekuatan penuh. Tidak ada yang boleh meremehkan tekad dan kemampuan Pakistan dan militernya," tegasnya.

Pengacara Pakistan Gugat Prosedur Visa Warga AS

Lembaga kehakiman Pakistan juga sangat marah terhadap Amerika Serikat yang main hakim sendiri. Banyak ahli hukum Pakistan yang melihat aksi di wilayahnya sebagai campur tangan urusan dalam negeri. Aksi semacam itu melanggar hak sipil dan konstitusi Pakistan, demikian dikatakan pengacara independen Tariq Asad. Dengan alasan itu Asad mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung Pakistan.

"Dalam gugatan, saya meminta penjelasan bagi 7.000 permohonan visa yang dikabulkan, yang diberikan kepada warga Amerika Serikat tanpa melalui pemeriksaan dinas rahasia. Hal itu tercantum dalam hukum. Saya menuntut pembatasan kegiatan warga Amerika Serikat dalam misi diplomatik. Mereka harusnya tidak diperbolehkan bergerak kemana mereka mau. Harusnya mereka tidak diperbolehkan, baik dengan atau tanpa izin untuk melakukan operasi apa pun terhadap warga Pakistan," ujar Asad.

Gugatan Asad itu mendapat dukungan dari banyak ahli hukum di Pakistan. Kini Mahkamah Agung harus meneliti berkas gugatan sebelum akhirnya bisa diproses.

Amerika Serikat Tidak Akan Minta Maaf

Rekaman video terakhir Osama bin Laden yang dirilis kementerian pertahanan AS.
Rekaman video terakhir Osama bin Laden yang dirilis kementerian pertahanan AS.Foto: AP

Sementara itu Amerika Serikat menyatakan tidak akan meminta maaf kepada Pakistan, setelah melancarkan operasi militer yang menewaskan Osama. Jurubicara Gedung Putih Jay Carney menerima keluhan Pakistan namun menambahkan bahwa Presiden Obama yakin bahwa perintahnya terhadap militer AS sudah "benar dan tepat". Carney juga menekankan janji kampanye Obama yang mengatakan bahwa dirinya akan menangkap Osama bin Laden di Pakistan jika perlu.

Hao Gui/afp/Luky Setyarini

Editor: Renata Permadi