Pajak Transaksi Keuangan Memilah Uni Eropa
21 Mei 2013
Perjanjian Uni Eropa memungkinkan, dimana sebuah kelompok negara di luar Hukum Uni Eropa yang resmi, memulai "kerjasama lebih erat." Itulah yang dilakukan 11 negara UE pendukung pajak keuangan di pasar bursa, yang dipimpin Perancis dan Jerman. Komisi Eropa sudah mengajukan usulan UU tentang itu Februari lalu. Masalahnya, FTT yakni pajak transaksi keuangan itu hanya dikenakan di 11 negara dan tidak di seluruh Uni Eropa.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengupayakan pajak di bisnis keuangan pada pasar bursa. Dalam KTT masalah pajak Rabu (22/5/13) FTT memang tidak masuk agenda resmi, tapi tetap akan dibahas, karena seluruh politik perpajakan UE menjadi tema pembicaraan. Yakni memerangi penggelapan pajak, rahasia perbankan, surga pajak dan masa depan lokasi bisnis keuangan besar di Uni Eropa seperti Luksemburg atau London.Selain itu perbedaan tingkat pajak dalam Uni Eropa bagi perusahaan dan apa saja yang harus ditarik pajak juga berperan penting. Dalam masalah pajak, negara anggota Uni Eropa saling bersaing dengan model pajak yang menarik.
Alasan Kanselir Angela Merkel mendorong pajak transaksi keuangan FTT, agar perbankan dan para spekulan ikut andil dalam biaya krisis keuangan. "Karena kami ingin, agar mereka yang menyebabkan krisis, di masa depan juga ambil bagian mengatasi dampaknya."
Pro dan Kontra Pajak Transaksi Keuangan
Komisi Eropa memperkirakan, bahwa dengan pajak bisnis keuangan di pasar bursa, ke-11 negara anggota bisa meraih pemasukan 30 hingga 35 miliar Euro per tahun. Tapi perhimpunan pedagang bursa Eropa memperingatkan, pajak pada akhirnya tidak akan dibayar oleh bank melainkan ditarik dari konsumen. "Setiap konsumen akhir apakah itu dana pensiun atau penyimpan institusional, dan siapapun yang membeli atau menjual saham, mata uang, atau bahan dasar di pasar bursa, akan membayar harganya. Itu beban tinggi." Dikatakan Mark Spanbroek, sekjen perhimpunan pedagang saham Eropa kepada Deutsche Welle.
Sven Giegold, juru bicara politik keuangan Fraksi Hijau di Parlemen Eropa yakin, para pelobi terlalu memaparkan situasi yang buruk. "Pedagang bunga di pojok jalan tidak menggunakan pasar bursa, perusahaan bunga yang besar mungkin. Jadi pajak ini akan membebani pengguna lebih besar di sektor pasar keuangan." Giegold, pendukung pajak transaksi keuangan memprediksi, model bisnis tertentu, seperti perdagangan spekulatif berfrekuensi tinggi, tidak akan lagi berfungsi di bursa. "Jadi tidak heran, jika mereka yang menarik untung dari situ, kini menentangnya," kata Giegold kepada DW.
Penolakan hebat terhadap pajak transaksi keuangan dilakukan Inggris dan Luksemburg. Kedua negara menggugat rencana ke-11 negara UE kepada Mahkamah Eropa. Menteri Keuangan Inggris George Osborne pada setiap pertemuan menteri keuangan UE berusaha menentang FTT dan membela lokasi keuangan London. George Osborne memperingatkan, pesaing global tidak akan meluncurkan pajak baru. "Bayangan Amerika Serikat, Cina atau Singapura bila sampai memikirkan tentang hal itu pun, secara jujur, fantasi belaka."
Ke-11 negara UE ingin meluncurkan pajak transaksi keuangan mulai 1 Januari 2014. Tapi perkiraan pakar di Brussel, jadwal itu tak akan tercapai.