1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

240211 Obama Libyen

24 Februari 2011

Dalam pernyataan resmi pertamanya tentang situasi di Libya, Presiden AMerika Serikat Barack Obama mengecam aksi kekerasan yang dilakukan pemerintah Libya terhadap demonstran damai.

https://p.dw.com/p/10Oiz
Presiden AS Barack Obama menyampaikan kepada korban di Libya rasa belasungkawanyaFoto: AP

Didampingi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Rabu (23/02) Presiden Barack Obama menghadiri konferensi pers di Gedung Putih. Obama menyampaikan kepada keluarga korban tewas dan terluka di Libya, rasa belasungkawa dan simpatinya yang sangat mendalam.

"Penderitaan dan pertumpahan darah itu skandal dan tidak dapat diterima. Begitu juga ancaman dan perintah untuk menembaki demonstran damai serta tindakan lain yang dilakukan terhadap rakyat Libya. Tindakan kekerasan itu melanggar norma internasional dan etika. Kekerasan harus segera dihentikan!" demikian dikatakan Obama.

Obama tidak menyebutkan dengan tegas tuntutan pengunduran Presiden Libya Muammar Gaddafi. Tetapi ia menekankan, dengan masyarakat internasional AS akan bertindak bersama. Ia merujuk pada pernyataan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa, Selasa (22/02), yang mengecam pertumpahan darah di Libya. Begitu juga pernyataan yang dikeluarkan oleh Uni Eropa, Liga Arab dan Uni Afrika.

Di Jenewa, Swiss, Menlu AS Hillary Clinton dan rekan sejawatannya akan menghadiri konferensi Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Juru runding Clinton, Bill Burns, akan melawat ke berbagai negara di Eropa, Asia Timur dan Timur Tengah untuk membicarakan situasi di Libya.

Sementara pemerintah AS berusaha mengevakuasi warganya dari Libya, sedang dipertimbangkan sanksi bagi pemerintah Libya, papar Presiden Obama. "Saya menginstruksikan pemerintah saya, untuk mempersiapkan segala kemungkinan solusi yang dapat menyelesaikan krisis di Libya. Di antaranya termasuk kebijakan yang akan kami laksanakan sendiri, begitu juga yang dapat dilaksanakan bersama mitra kami serta organisasi multinasional."

Obama tidak menjelaskan dengan konkrit tindakan apa yang sedang dipertimbangkan. Tetapi mungkin yang dimaksud misalnya, pembentukan zona larangan terbang untuk menghindari serangan terhadap demonstran serta pemberlakuan sanksi. Juru bicara Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri AS tidak berspekulasi apakah akan mengambil tindakan-tindakan tersebut, akan tetapi juga tidak mengelaknya.

Presiden Obama menerangkan, pemerintah AS tidak hanya akan mengupayakan kebebasan, keadilan dan martabat manusia di Libya, akan tetapi juga di seluruh kawasan tersebut. Ia menekankan, "Perubahan yang terjadi di seluruh kawasan itu, didorong oleh warga setempat. Perubahan itu bukan hasil karya AS atau kekuasaan asing lainnya. Tetapi merefleksikan kebutuhan manusianya, yang mencita-citakan kehidupan yang lebih baik."

Christina Bergmann/Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk