1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama dan Putin Serukan Gencatan Senjata

19 Juni 2012

Dalam konflik Suriah, Amerika Serikat dan Rusia lebih mendekatkan diri. Kedua negara ini mendukung sebuah proses politik untuk menyelesaikan konflik.

https://p.dw.com/p/15HWZ
Foto: Reuters

Dalam pertemuan di sela-sela KTT G20 di Los Cabos, Meksiko, dalam sebuah pernyataan bersama, Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut “penghentian segala bentuk kekerasan dengan segera“ di Suriah. Obama dan Putin sepakat, “rakyat Suriah harus dapat menentukan masa depan secara bebas dan demokratis“.

Hubungan Tegang

Pertemuan antara Obama dan Putin berlangsung selama dua jam, lebih lama daripada yang direncanakan. Didampingi Putin, kepada para wartawan Obama mengatakan bahwa pembicaran berlangsung “terbuka, penuh pertimbangan dan mendalam“. “Kami sepakat, kami ingin melihat sebuah akhir dari kekerasan dan berlangsungnya satu proses politik untuk menghindari perang saudara dan jatuhnya korban jiwa, seperti yang telah kita saksikan dalam beberapa minggu terakhir.“ Putin mengatakan, bersama Obama ia telah menemukan banyak pandangan umum tentang bagaimanana krisis di Suriah dapat diselesaikan. Dan pembicaraan mengenai hal tersebut akan dilanjutkan.

Hubungan Barack Obama dan Vladimir Putin dianggap tegang. Satu bulan lalu, Kremlin menunjukkan sikap dinginnya kepada Washington dalam KTT G8. Dalam KTT ini, Putin hanya mengirim Perdana Menteri Dmitri Medvedev, sementara ia sendiri lebih memilih melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke Cina setelah kembali terpilih sebagai presiden Rusia. Kehadiran pada KTT G20 menandai kembalinya Putin ke panggung internasional.

Sebagai negara pemilik veto dalam Dewan Keamanan PBB, Rusia dan Cina memiliki pengaruh yang menentukan terhadap sikap DK PBB terhadap Suriah. Sampai sekarang kedua negara ini tetap menolak dilakukannya tindakan tegas terhadap rezim di Damaskus.

Iran Harus Memenuhi Seluruh Kewajiban

Di Los Cabos, Meksiko, Obama dan Putin juga membahas tema sengketa nuklir Iran dan menyerukan kepada negara ini utuk sepenuhnya memenuhi kewajiban. Iran harus membuktikan bahwa program nuklirnya bertujuan damai, dikatakan kedua presiden. Rusia dan AS sepaham, Iran harus melakukan upaya yang serius untuk mengembalikan kepercayaan terhadap program nuklirnya. Demikian dikatakan dalam pernyataan bersama.

Saat ini, di Moskow tengah digelar babak baru perundingan nuklir antara kelompok 5+1 dan Iran. Menurut laporan, perundingan antara kelima negara pemilik veto DK PBB, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Cina, Perancis dan Inggris, ditambah Jerman dan Iran berjalan alot. Pihak Barat mengkhawatirkan bahwa Iran tengah mengembankan senjata nuklir. Dan untuk mecegahnya, Barat berusaha menekan Teheran dengan mengeluarkan sanksi. Iran membantah tuduhan ini dan menekankan bahwa mereka memiliki hak menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai.

yf (dpa/dapd/afp)