1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama dan Netanyahu Bahas Keamanan Regional

21 Maret 2013

Dalam kunjungan ke Israel, Presiden AS Barack Obama menegaskan lagi kedekatan AS dengan Israel. Mengenai konflik Iran, Obama mengutamakan penyelesaian diplomatik.

https://p.dw.com/p/181Bn
U.S. President Barack Obama and Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu shake hands at a joint news conference in Jerusalem, March 20, 2013.
Obama di IsraelFoto: Reuters

Dalam kunjungan pertama ke Israel sebagai Presiden AS, Barack Obama membahas situasi keamanan di Timur Tengah. Obama dan Netanyahu terutama membahas tiga tantangan utama, yaitu bagaimana menangani sengketa nuklir Iran, soal konflik di Suriah dan proses perdamaian dengan Palestina.

Obama kembali menegaskan komitmen Amerika Serikat terhadap masalah keamanan di Israel. Ia mengatakan, tujuan utama kunjungannya ke Israel adalah sebagai "pendengar". Ia tidak membawa rancangan perundingan baru bagi konflik Israel-Palestina. Para pejabat Gedung Putih sebelumnya memang meredam harapan terlalu tinggi pada proses perdamaian.

Dari Israel, Obama melanjutkan kunjungan ke Ramallah dan berbicara dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Di Jalur Gaza dan Tepi Barat berlangsung aksi protes menentang Obama yang dituduh terlalu berpihak pada Israel. Perundingan perdamaian Israel-Palestina terhenti tahun 2010. Palestina menuntut penghentian pembangunan pemukiman sebagai prasyarat memulai perundingan baru. Pemerintah Israel menolak hal ini.

Obama Utamakan Diplomasi

Potensi nuklir Iran menjadi salah satu tema utama dalam pembicaraan antara Obama dan Netanyahu. Israel melihat potensi nuklir Iran sebagai ancaman besar. Para pejabat Israel mengungkapkan keraguan mereka bahwa masalah nuklir Iran masih bisa diselesaikan lewat perundingan diplomatik.

Dalam konferensi pers Netanyahu menyatakan, ia yakin bahwa Obama akan berusaha mencegah Iran membuat senjata atom. Ia memperkirakan Iran akan mampu membuat senjata atom dalam waktu satu tahun.

Menanggapi Netanyahu, Obama menyatakan, Amerika Serikat ingin menyelesaikan sengketa nuklir Iran melalui cara-cara diplomasi dan masih ada waktu untuk melakukan itu. Ia menambahkan, semua opsi akan dipertimbangkan, jika upaya diplomasi gagal.

”Setiap negara harus mengambil keputusannya sendiri, jika ingin mengambil keputusan sulit untuk melakukan langkah militer”, kata Obama. Negara-negara barat menuduh Iran ingin membuat senjata nuklir. Tapi Iran membantah tuduhan itu dan menyatakan, ia melaksanakan program nuklir untuk kepentingan sipil.

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Presiden Israel Shimon Peres, Obama mengatakan ia ingin mendorong perdamaian di Timur Tengah. Peres menanggapi, orang tidak boleh menyerah. Perdamaian bukan hanya sebuah keinginan, melainkan sebuah kemungkinan.

Peringatan Bagi Rejim Assad

Sehubungan dengan laporan penggunaan senjata kimia di Suriah, Obama menyatakan, jika senjata kimia digunakan, ini merupakan ”kesalahan besar dan tragis”. Damaskus harus bertanggung jawab untuk itu.

Amerika Serikat, PBB, Inggris dan Perancis menyatakan akan menyelidiki laporan tentang penggunaan senjata kimia di Suriah. Pemerintah Suriah membantah tuduhan itu dan balik menuduh pihak pemberontak yang menggunakan senjata kimia. Rusia mendukung klaim rejim Suriah dan menyatakan, ada informasi bahwa pihak oposisi yang memakai senjata kimia.

Dari Ramallah, Obama akan ke Yerusalem, kemudian melanjutkan perjalanan ke Yordania dan bertemu dengan raja Abdullah.

hp/vlz (rtr, afp, dpa)