1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama: AS Dalam Keadaan Perang

8 Januari 2010

Presiden AS Barack Obama menegaskan AS sedang dalam keadaan perang, dengan musuh konkrit jaringan teror Al Qaida. Obama juga memerintahkan berbagai tindakan untuk menangkal serangan teror.

https://p.dw.com/p/LOg0
Barack Obama tanggapi serangan teror Detroit ketiga kalinyaFoto: AP

Presiden AS Barack Obama dalam pidato yang ketiga kalinya setelah serangan teror yang gagal di Detroit, menyatakan dengan tegas negaranya berada dalam keadaan perang. Baginya perang ini bukan melawan istilah terorisme yang abstrak. Obama mengidentifikasikan lawan yang konkrit ; “Kita sedang berperang melawan Al Qaida, sebuah jaringan luas dari kekerasan dan kebencian, yang menyerang kita pada 11 September dan membunuh 3000 orang. Dan secara diam-diam merencanakan serangan berikutnya.“

Presiden Obama juga menyatakan, pemerintahannya akan melakukan segala cara untuk menaklukkan musuh tsb. Dengan pidatonya itu, Obama terutama menepis kritik dari partai Republik khususnya dari mantan wakil presiden Dick Cheney. Sebelumnya Cheney mengritik, Obama bertindak seolah-olah AS tidak berada dalam keadaan perang. Cheney juga memperingatkan, karena sikapnya itu AS menjadi kurang aman dibanding masa pemerintahan Bush.

Memang presiden Barack Obama dalam penampilannya ke luar amat berbeda dengan pendahulunya George W.Bush. Pakar untuk keamanan nasional dari “Center for American Progress“di Washington dari kubu liberal, Ken Gude mengatakan; “Ini merupakan strategi yang dirancang pemerintah Obama dengan tampil lebih menahan diri di depan publik, jika menyangkut terorisme. Tapi merupakan kekeliruan jika menganggap tampilan yang tenang dari presiden di depan publik Amerika itu mencerminkan tindakan pemerintah. Tindakan pemerintah Obama bahkan lebih agresif dibanding pemerintahan Bush, jika berkaitan dengan pemberantasan terorisme dan memerangi Al Qaida.“

Misalnya saja serangan menggunakan pesawat tidak berawak terhadap teroris di Pakistan semakin digencarkan. Juga bantuan keuangan dan logistik untuk mendukung pemerintah Yaman dalam memerangi terorisme terus ditingkatkan. Obama juga melipat tigakan jumlah pasukan AS di Afghanistan untuk memerangi Al Qaida. Dengan berbagai tindakan tegas itu, Al Qaida terpojok ke posisi bertahan. Tapi serangan teror yang gagal di Detroit menunjukan, dinas rahasia AS terlalu meremehkan lawan beratnya itu. Dinas rahasia tidak mengenali bahaya apa yang mengancam dari kelompok Al Qaida di semenanjung Arab. John Brennan penasehat anti teror Obama mengatakan, kelompok itu adalah perpanjangan tangan dari pusat Al Qaida di Pakistan. Kelompok Al Qaida di semenanjung Arab memiliki sasaran jangka panjang, yakni kembali menyerang ke AS, demikian perkiraan John Brennan.

Presiden Barack Obama sudah memerintahkan berbagai tindakan untuk menangkal serangan teroris. Bahkan juga langkah kontroversial, berupa penggunaan pemindai seluruh tubuh dan klasisfikasi calon penumpang berdasarkan asal negaranya. Namun dalam waktu bersamaan Obama juga mengingatkan, jangan sampai bertindak membabi buta, dengan mengorbankan kebebasan dalam masyarakat yang terbuka. Dengan tindakan itu, Obama hendak menunjukkan kekuatannya, sekaligus menepis kritik dari lawan politiknya dan di lain pihak juga mencegah meluasnya kepanikan di kalangan warga AS.

Agus Setiawan/Christina Bergmann
Editor : Dyan Kostermans