1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

300610 Spanien EU Ratspräsidentschaft

1 Juli 2010

Hari Kamis (1/07) Spanyol menyerahkan rotasi kepemimpinan Dewan Eropa kepada Belgia. Perdana Menteri Spanyol José Zapatero menyebut enam bulan masa kepemimpinan Spanyol memuaskan, namun mengakui situasi yang sulit.

https://p.dw.com/p/O87J
Simbol kepemimpinan Spanyol di Dewan Eropa 2010

Satu bulan sebelum Spanyol mulai memegang kepemimpinan bergilir Dewan Eropa, tanggal 1 Desember 2009, Perjanjian Lissabon mulai diberlakukan. Perjanjian reformasi Uni Eropa ini menata ulang peran institusi-institusi di Eropa. Urusan luar negeri Uni Eropa ditangani oleh Utusan Tinggi Urusan Luar Negeri Catherine Ashton. Hal ini disadari Menteri Luar Negeri Spanyol Miguel Angel Moratinos

Tapi Spanyol memiliki visi penyelesaian masalah Timur Tengah. Sebuah sasaran yang dulu maupun kini benar-benar tidak realistis. "Pandangan, impian dan partisipasi saya adalah mengolah agar tahun 2010 kita memiliki negara Palestina yang hidup damai dan aman bersama Israel. Mengapa harus menunggu lama?" Demikian dikatakan Miguel Angel Moratinos.

Dalam politik Timur Tengah ataupun di bidang lainnya Spanyol kurang berpartisipasi. Bahkan dalam satu hal Spanyol harus menelan kekalahan politik pahit. Presiden Amerika Serikat Barack Obama membatalkan kehadirannya dalam pertemuan puncak Uni Eropa di Madrid, Spanyol. Alasannya, tampaknya kerancuan di Washington, siapa yang sebetulnya menjadi mitra bicara di pihak Uni Eropa pasca Perjanjian Lissabon. Ketua tetap Uni Eropa Herman van Rompuy atau ketua bergilir Dewan Eropa kala itu Perdana Menteri Spanyol Zapatero? Juga meskipun secara formal sesuai Perjanjian Lissabon ketua Dewan Eropa adalah van Rompuy, Zapatero tidak bersedia melepaskan begitu saja panggung pertemuan puncak Uni Eropa tersebut.

Tapi anggota lain Uni Eropa tidak terlalu tertarik kepada pertemuan itu. Tema lebih penting adalah krisis hutang Yunani, yang segera berkembang menjadi krisis mata uang Euro. Dalam hal ini, Spanyol kembali bersikap menahan diri. Aktor-aktor berperan besar cenderung negara-negara besar Jerman dan Perancis, Komisi Eropa serta Bank Sentral Eropa.

Selain itu, masih ada alasan lainnya untuk sikap menahan diri Spanyol. Setelah aksi bantuan besar-besaran bagi Yunani, Spanyol juga menjadi target para spekulan. Anggota Parlemen Eropa Frank Engel dari Luksemburg mengingatkan dampaknya, "Apa yang saat ini terjadi di Yunani, besok dapat terjadi di Portugal dan lusa di Spanyol. Dan jika itu terjadi pada Spanyol, maka ini akan menimpa seluruh Eropa. Karena Eropa tidak mempunyai dana untuk menolong Spanyol."

Terutama akibat krisis Euro, masa kepemimpinan Spanyol di Dewan Eropa sangat dramatis. Tapi dalam enam bulan hampir tidak ada gagasan yang datang dari Spanyol. Untuk itu Spanyol terlalu pasif. Namun juga Perjanjian Lissabon menyebabkan hal tersebut, karena perjanjian itu secara sadar mengurangi peran ketua bergilir Dewan Eropa.

Keuntungan pembagian tugas yang kini dapat ditarik Belgia sebagai pengganti Spanyol sebagai ketua Dewan Eropa. Belgia yang saat ini sedang dilanda krisis pemerintahan, akan terlalu terbebani dengan fungsi ketua bergilir Dewan Eropa jika Perjanjian Lissabon belum diterapkan.

Christoph Hasselbach/Dyan Kostermans

Editor: Christa Saloh