1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Teluk Menarik Pemantau dari Suriah

24 Januari 2012

Setelah Arab Saudi, kini anggota Dewan Kerjasama Teluk menarik keterlibatannya dari misi pemantau di Suriah. Mereka ingin menggunakan cara lain menekan rezim Assad.

https://p.dw.com/p/13pGX
Pengunjuk rasa pro rezim Suriah meneriakkan slogan mendukung Assad, Damaskus, Jumat (20/01).(Foto: AP)
Pengunjuk rasa pro rezim Suriah meneriakkan slogan mendukung Assad, Damaskus, Jumat (20/01).Foto: dapd

Semua enam negara anggota Dewan Kerjasama untuk negara Arab di Teluk menarik delegasinya yang dikirim dalam misi pemantau di Suriah. Enam negara itu adalah Arab Saudi, Qatar, Quwait, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Oman. Hal itu dijelaskan dalam deklarasi bersama mereka. Dengan begitu mereka mengikuti keputusan Arab Saudi sebagai negara terpenting di teluk yang disampaikan dalam pertemuan Liga Arab. Enam negara itu juga mendesak PBB untuk meningkatkan tekanan terhadap Suriah.

Minggu (22/01), Liga Arab memutuskan bahwa misi tim pemantaunya di Suriah diperpanjang sebulan. Sejak itu pula sudah terjadi silang pendapat, karena Arab Saudi meninggalkan misi Liga Arab setelah kegagalan empat pekan tim pemantau di Suriah.

Pakar Timur Tengah Fawaz Gerges mengenali perpecahan dalam tubuh Liga Arab. Meski sebetulnya dalam menangani Suriah beberapa pekan lalu mereka berhasil membicarakan tindakan bersama.

"Liga sudah terpecah. Terdapat dua koalisi, negara teluk dengan Arab Saudi dan Qatar yang ingin membawa kasus itu ke PBB. Mesir, Aljazair, dan Irak sebaliknya mengusahakan solusi dari Arab saja," kata Fawaz Gerges.

Bagi negara-negara teluk, Liga Arab kehilangan kepercayaannya dalam hal Suriah. Negara teluk ingin penerapan tindakan keras terhadap rezim Assad. Misalnya zona larangan terbang dan perlindungan warga Suriah oleh PBB. Tidak dijelaskan bagaimana penerapan tindakan yang ditentang Suriah itu dapat dilaksanakan.

Selama ini negara Arab dan barat resminya menentang intervensi militer. Risiko memuncaknya konflik di Timur Tengah dekat Israel itu terlalu tinggi. Menurut Fawaz Gerges, semua pihak setuju bahwa, "Tidak akan ada solusi militer. Hal itu juga ditegaskan oleh pemimpin liga Al Araby."

Sebelumnya Suriah menilai bahwa rancangan perdamaian versi Liga Arab merupakan campur tangan "yang lancang" urusan dalam negeri Suriah dan serangan terhadap kedaulatan Suriah. Negara-negara Arab meminta Assad untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya, membuka dialog dengan oposisi, menggelar pemilihan umum dan membentuk pemerintah kesatuan.

Belum diketahui pula apakah misi tim pemantau Liga Arab di Suriah yang kini dihadiri segelintir delegasi masih masuk akal atau apakah Suriah menyetujui kelanjutan misi pemantau Ligar Arab di negaranya. Menteri Luar Negeri Suriah Muallim berencana mengeluarkan pernyataan mengenainya kemungkinan juga mengutarakan berakhirnya kerjasama Suriah dengan Liga Arab.

Ulrich Leidholdt/Luky Setyarini

Editor: Christa Saloh