1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mitos Beethoven: Komponis Yang Salah Dimengerti

8 September 2008

Ia tidak dapat mendengar, sering jengkel dan tidak bisa bergaul dengan perempuan. Itu adalah gambaran romantis seorang pujaan. Seorang seniman yang kesepian dan menderita, tetapi cemerlang.

https://p.dw.com/p/FDiP

Pertamanya ia melempari seorang pelayan dengan buku. Berikutnya, kursilah yang melayang ke kepala pelayan itu. Untuk itu sama sekali tidak ada tanda penyesalan, melainkan hanya komentar: “dengan demikian saya bisa tenang sepanjang hari”. Saat seorang bangsawan mengatakan, bahwa dua alat musik tiup fagot sudah cukup dalam sebuah orkestra, dan tidak perlu tiga buah, sang seniman memberikan jawaban kasar dan menghina.

Beethoven Denkmal in Bonn
Foto: Internationales Beethovenfest Bonn

Tidak perduli siapapun, baik pelayan, bangsawan, maupun penerbit karya-karyanya, semuanya mendapat komentar atau makian yang tidak selayaknya. Salah seorang penulis biografinya menyebut Beethoven sebagai "seniman genial yang kasar".

“Ludwig van Beethoven, memiliki nalar”

Sebagian besar informasi tentang seniman Ludwig van Beethoven diperoleh dari surat-menyurat dan buku hariannya. Berlawanan dengan pujangga Jerman Johann Wolfgang von Goethe yang hidup sejaman dan tidak akur dengannya, Beethoven sama sekali tidak berusaha memberikan dirinya sendiri gaya atau citra tertentu. Dalam surat-suratnya, ia menulis tentang keburukan banyak orang, juga batasan-batasan yang tidak memungkinkannya bergaul dengan perempuan pujaannya, karena status yang berbeda.

Ludwig van Beethoven bei einem Treffen von 1812
Lukisan Carl Rohling: Beethoven dan Goethe saat bertemu tahun 1812Foto: Public Domain

Saudaranya, Johann yang memiliki sepetak tanah menandatangani suratnya dengan kata-kata “Johann van Beethoven, pemilik tanah”. Jawabannya untuk surat saudaranya ditandatangani Ludwig dengan kata-kata “Ludwig van Beethoven, memiliki nalar”.

Kepada bangsawan Lichnowsky, salah seorang sponsornya yang selalu memberikan dukungan dan uang, Beethoven menulis: "status anda, anda peroleh karena kebetulan lahir di keluarga bangsawan. Sementara status saya, saya peroleh karena prestasi saya sendiri. Bangsawan dari dulu sudah ada, dan akan tetap ada ribuan kali. Sedangkan Beethoven cuma ada satu."

Beethoven Cocok bagi Semua Kebutuhan

Surat-surat dan buku harian Beethoven ibaratnya mata air di mana orang dapat mengambil informasi sesuai keperluan. Isinya banyak yang berupa pernyataan, yang interpretasinya bisa politis dan revolusioner. Ada juga pernyataan yang dapat dimengerti sebagai sikap golongan elit.

Hal itu, jika digabung dengan pengertian tentang musik yang timbul di masa kekuasaan NAZI, menimbulkan keinginan untuk memonopoli karya Beethoven, yang tampak absurd. Contohnya: komposisi berjudul Simfoni no. 9 dimainkan saat ulang tahun diktator Adolf Hitler tahun 1937. Selain itu, berita tentang kematian Hitler juga diiringi dengan lantuan komposisi tersebut. Sebelum masa NAZI, karya-karya Beethoven juga telah dijadikan instrumen politik, yaitu di masa Republik Weimar sebelum Perang Dunia II.

DDR Flagge mit Logo
Bendera dan logo DDR

Kubu politik berhaluan kanan kerap menonjolkan sikap sang komponis yang dinilai anti Perancis, dan menganggap Beethoven memiliki semangat pejuang. Sedangkan yang berhaluan kiri melihat persamaan antara karakter revolusioner dalam komposisi Beethoven dan situasi yang kerap ditimbulkan politiknya. Dan ini terus berlangsung selama berdirinya Jerman Timur atau DDR. Saat itu Beethoven dijadikan pejuang perdamaian dunia.

Seniman Yang Berubah-ubah Sikap

Padahal tidak mungkin menempatkan Beethoven dalam sebuah konteks tujuan politik tertentu. Pernyataan-pernyataan seniman itu kerap bertolak belakang. Yang penting bagi Beethoven adalah menemukan kreasi baru dalam musik. Dan ia mendapat upah sangat banyak untuk kreasi barunya. Naluri bisnis komponis Beethoven sangat terkenal. Meskipun demikian ia tinggal di sebuah rumah bobrok di dekat ibukota Austria, Wina. Ia juga tidak memperhatikan penampilannya sama sekali.

Beethoven beendet 1824 in der Ungargasse die 9. Synphonie
Bangunan tempat tinggal Beethoven di Wina ketika menyelesaikan Simfoni No. 9 tahun 1824Foto: GNU, CC-Pressemappe-SA

Bagi orang-orang di masanya Beethoven pasti tampak sangat tidak konvensional. Ia tidak pernah menikah, dan hanya hidup untuk musik. Pagi-pagi ia membuat komposisi. Siang hari ia makan enak, dan di sore hari ia berjalan-jalan menikmati suasana. Dalam pengertian banyak orang hingga masa kini, Beethoven adalah seniman musik yang cemerlang. Tetapi ia juga orang yang sulit dipahami. Pandangan ini juga didukung ratusan lukisan dan patung, yang menggambarkan Beethoven sebagai seniman dengan rambut berantakan dan tatapan mata yang tajam.

Komponis Yang Tidak Dapat Mendengar

Stadt Bonn Beethovendenkmal
Patung Beethoven di BonnFoto: presse

Yang kerap dilupakan adalah tragedi yang mempengaruhi hidupnya, yaitu hilangnya kemampuan mendengar, saat ia masih berusia relatif muda. Beethoven baru berusia 30 tahun ketika ia tidak dapat lagi menyembunyikan kenyataan bahwa ia tidak dapat mendengar.

Musisi tuna rungu? Saat itu Beethoven terpikir untuk bunuh diri. Ia menarik diri dari semua orang. Ia bahkan menulis surat perpisahan, yang kemudian tidak jadi dikirim. Dalam surat itu tercantum kalimat paling terkenal yang ditulis sang komponis besar tentang dirinya sendiri: “Oh kalian semua, yang menganggap saya memusuhi orang lain, keras kepala dan menghina sesama manusia. Kalian sangat salah mengerti saya.” (ml)