1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Misteri Siti Aisyah Dalam Kasus Pembunuhan Kim Jong Nam

17 Februari 2017

Keluarga dan bekas tetangga Siti Aisyah mengaku kaget mendengar dia terlibat dalam pembunuhan misterius di bandara Malaysia. Siti Aisyah dikenal ramah dan sopan di kalangan tetangganya.

https://p.dw.com/p/2XlWx
Mutmaßlich Kim Jong Nam, Bruder von Nordkoreas Diktator Kim Jong Un
Foto: picture alliance/abaca/A. Radu

Siti Aisyah, 25 tahun, adalah satu dari tiga orang yang ditahan oleh polisi Malaysia dalam penyidikan kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Kasus itu sampai kini masih menyimpan sejumlah misteri.

Kim Jong Nam meninggal setelah mengalami keracunan di bandara internasionalo Kualalumpur, Malaysia, awal minggu ini. Dari rekaman CCTV terlihat, Jong Nam sebelumnya dicegat dua perempuan. Berbagai media lalu berspekulasi, Jong Nam dibunuh atas perintah Jong Un, karena sering mengeritik rejim Korea Utara.

Keterlibatan perempuan Indonesia asal Serang, Siti Aisyah, masih teka-teki. Dia ditangkap berdasarkan hasil rekaman CCTV di sekitar Bandara Internasional Kualalumpur dan petunjuk kekasihnya, seorang warga Malaysia yang lebih dulu ditangkap polisi.

Menurut pemberitaan media lokal, Siti Aisyah pernah tinggal di sebuah gang di Jalan Angke Indah, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Mantan ayah mertuanya Tjia Liang Kiong, yang tinggal di dekatnya menyatakan terakhir melihat Aisyah pada akhir  Januari lalu. Dia menggambarkan perempuan itu sebagai "orang yang sangat baik, sopan dan hormat."

"Saya kaget mendengar bahwa dia ditangkap karena membunuh seseorang," katanya. "Saya tidak percaya, dia bisa melakukan kejahatan itu, atau seperti yang dikatakan media - menjadi agen intelijen," tambahnya.

Nordkorea Kim Jong Un
Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un disebut media Korea Selatan "memerintahkan" pembunuhan saudara tirinya.Foto: picture-alliance/dpa/J.Press/M. Matsutani

Beberapa koran di Korea Selatan, mengutip sumber-sumber tak dikenal, memberitakan bahwa ada dua perempuan yang ditangkap di Malaysia dan diyakini sebagai agen Korea Utara, yang membunuh Kim Jong Nam dengan cara meracunnya.

"Bagaimana saya bisa percaya," kata Aminah, seorang ibu rumah tangga mantan tetangga Siti Aisyah di Tambora.

"Dia sangat baik dengan semua orang di sini. Bagaimana dia bisa membunuh orang besar? Tidak mungkin, tidak mungkin," katanya.

Ibu Aisyah, Benah, mengatakan kepada koresponden kantor berita AP lewat telepon, keluarga mereka berasal dari latar belakang desa miskin.

"Sejak kami mendengar berita dari televisi, saya tidak bisa tidur dan makan. Sama seperti ayahnya, dia hanya berdoa dan membaca Al-Quran. Dia malah tidak mau berbicara," kata Benah. "Sebagai orang kecil, kami hanya bisa berdoa."

Aisyah, menurut ayah mertuanya, pindah ke Malaysia dengan suaminya tahun 2011 untuk mencari kehidupan yang lebih baik setelah bisnis toko garmen mereka gagal. Pasangan itu meninggalkan anak mereka hampir 2 tahun pada orangtuanya, Tjia Liang Kiong dan istrinya, di Jakarta.

Mutmaßlich Kim Jong Nam, Bruder von Nordkoreas Diktator Kim Jong Un
Petugas forensik Malaysia masih melakukan pemeriksaan stentang penyebab kematian Kim Jong NamFoto: picture alliance/abaca/A. Radu

Setahun setelah meninggalkan Indonesia, Aisyah kembali ke Jakarta dan mengatakan pada ayah mertuanya, dia ingin bercerai dari suaminya karena pernikahan mereka tidak bahagia. Tetaüpi menurut suaminya, Aisyah punya hubungan gelap dengan seorang pria Malaysia.

Akhirnya perceraian dilangsungkan tahun 2012. Aisyah mengatakan dia akan tinggal bersama orang tuanya di Serang, Provinsi Banten dan bekerja di sebuah toko sepatu. Beberapa bulan kemudian, kata Tjia Liang Kiong, dia pondah ke Batam.

Ketika terakhir bertemu bulan Januari lalu, Siti Aisyah mengunjungi anaknya di Jakarta. Menurut Tjia Liang Kiong, dia kelihatan sangat kurus. Aisyah mengatakan, dia memiliki penyakit pernapasan. Pihak imigrasi Indonesia menyatakan, Aisyah masuk ke Malaysia 2 Februari lalu  dengan feri dari Batam.

Ketua RT di bekas tempat tinggalnya di Tambora, Rahmat Yusri mengatakan, dia sulit percaya Siti Aisyah bisa melakukan pembunuhan.

"Saya sangat kaget waktu mendengar itu, karena saya kenal dia dengan baik," kata Yusri.

hp/yf (ap, dpa)