1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mumi Atacama Ternyata Bukan Alien

24 Maret 2018

Ketika sebuah tubuh mumi mungil ditemukan pencari harta di gurun Atacama, Chili. Banyak orang menduga, ini mumi alien. Namun penelitian mutakhir kini membuktikan mereka salah.

https://p.dw.com/p/2uueC
Ata Mumie
Foto: picture-alliance/dpa/Bhattacharya S et al./COLD SPRING HARBOR LABORATORY

Ketika mumi mungil ditemukan pencari harta asal Chili, Osca Munoz, di dekat sebuah gereja di kota hantu La Noria, berbagai macam dugaan timbul. Peristiwa yang terjadi 2003 terutama menyulut fantasi orang-orang yang percaya takhayul. Banyak yang menduga, tubuh kecil dengan bentuk tengkorak lain daripada yang lain ini adalah alien. Bahkan ada film dokumenter mengenai si mumi "Ata," yang diberi nama berdasarkan lokasi di mana ia ditemukan.

Kini semua spekulasi bisa dihentikan. Ilmuwan yang menggunakan analisa genetika membuktikan, Ata adalah bayi prematur, dengan cacat pada tengkorak akibat penyakit turun-temurun. Hasil penelitian tim ilmuwan dari University of California dan Stanford University dipublikasikan di majalah Genome Research.

Baca juga: Menyingkap Rahasia Mumi

Penyebab kematian belum jelas

Tapi belum jelas, apakah anak itu lahir dalam keadaan meninggal, atau meninggal segera setelah dilahirkan.

But para peneliti berhasil menemukan sejumlah fakta menarik lainnya, setelah mengadakan penelitian selama lima tahun. Misalnya mereka menemukan mutasi genetika, yang menyebabkan cacat pada pembentukan tulang serta tengkorak kepala. Contoh lainnya, Ata hanya memiliki sepuluh pasang rusuk. Sedangkan manusia biasanya memiliki 12 pasang.

Riset lima tahun

Selain mengambil sejumlah contoh dari manusia, para peneliti juga menggunakan sebagai referensi sejumlah sampel genom dari simpanse dan monyet rhesus. Ini membantu mereka dalam mempersempit dugaan asal usul mumi.

Perbandingan dengan genom orang-orang yang berasal dari kawasan tempat Ata ditemukan menunjukkan, Ata berasal dari Chili. Sebuah analisa kromosom menunjukkan bahwa Ata seorang anak perempuan.

Ralph Lachman dari Bagian Radiologi Pediatri pada Stanford University menemukan, bahwa sebagian tulang Ata seperti tulang anak berusia 6 atau 7 tahun. Para ilmuwan menarik kesimpulan, Ata menderita penyakit degenerasi tulang yang sangat langka. Penyakit ini menyebabkan tulangnya menua sangat cepat. Konservasi jenasah Ata yang disebabkan suhu panas serta kering di padang pasir membantu peneliti untuk menarik kesimpulan ini.

Baca juga: CT Scan Ungkap Misteri Mumi 2000 Tahun

Apakah ini kasus perampokan makam?

Osca Munoz tidak mengungkap kapan dan lokasi tepat, di mana ia menemukan Ata. Ia mengatakan, ketika ia temukan tubuh mungil itu diselubungi kain berwarna putih dan pita berwarna ungu, di dalam tas dari kulit. Keterangannya, dan fakta bahwa Ata ditemukan di dekat gereja dan sebuah lahan pemakaman, menyulut dugaan bahwa ini kasus perampokan makam. Kasus seperti ini tidak jarang terjadi di daerah itu.

Munoz menjual Ata kepada seorang penjual barang antik. Setelah itu Ata berganti pemilik beberapa kali. Pembeli terakhir adalah seorang kolektor dari Spanyol. Pakar mikrobiologi Garry Nolan dari Stanford University menyerukan agar Ata dikembalikan ke negara asalnya, dan dimakamkan sesuai kebiasaan masyarakat sekitar.

ml/ap (dpa, afp)