1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Misi Baru New Horizons Setelah Pluto?

12 Mei 2014

Setahun dari sekarang wahana nirawak NASA, New Horizon akan tiba di Pluto buat menguak misteri terakhir sistem tata surya. Kini ilmuwan didesak merencanakan misi tambahan. Karena waktu mulai menyusut.

https://p.dw.com/p/1By6W
zum Thema - New Horizons - Kuipergürtel - NASA
Foto: JHUAPL/SwRI

Sembilan tahun setelah roket Atlas V membopong New Horizons ke luar angkasa dengan kecepatan 16,2 kilometer per detik, wahana nirawak milik Badan Antariksa AS itu Juli tahun depan akan mencapai targetnya, planet kerdil Pluto.

Pada Juli 2015, lusinan pertanyaan yang mengiringi Pluto sejak penemuannya oleh astronom Perancis, Urbain Le Verrier, lebih dari 80 tahun lalu itu, akan terjawab.

Dunia sains berharap banyak pada misi yang menelan biaya 700 juta US Dollar itu. New Horizons tidak cuma akan menguak misteri yang menyelimuti Pluto. Wahana itu juga akan mengorbit bulan Charon, yang berukuran separuh planet induknya. New Horizons bakal mendekati Charon pada jarak 27.000 kilometer.

Tugas Baru buat New Horizons

Kini ilmuwan mulai mengawali perdebatan mengenai misi baru New Horizons pasca Pluto. Secara umum dunia sains sepakat, wahana tersebut akan menyelidiki sabuk Kuiper, untuk menjawab pertanyaan terakhir mengenai proses pembentukan sistem tata surya.

"Mengunjungi sabuk Kuiper adalah peluang yang cuma muncul sekali seumur hidup. Pada kenyataannya bahkan lebih jarang daripada itu," kata anggota tim ilmuwan New Horizons, Cathy Olkin seperti dilansir mingguan Jerman, Spiegel.

Namun perkaranya sabuk Kuiper adalah kawasan langit dengan luas nyaris tak terhingga dan menampung lebih dari 70.000 benda langit. Sejauh ini ilmuwan belum mampu menyepakati obyek apa yang akan diselidiki. Perkaranya waktu terus menyusut. Untuk mempersiapkan manuver memasuki sabuk Kuiper, ilmuwan membutuhkan persiapan matang yang bisa memakan waktu setahun atau lebih.

Pembentukan Sistem Tata Surya

zum Thema - New Horizons - Kuipergürtel - NASA
Ilustrasi sabuk KuiperFoto: JHUAPL/SwRI

Sabuk Kuiper adalah cincin asteroid terluar di sistem tata surya kita. Wilayah langit itu menampung 'sampah' antariksa yang tidak terpakai selama proses pembentukan planet. Puluhan komet yang rajin menyambangi lingkaran terdalam sistem tata surya, diyakini berasal dari sabuk Kuiper.

Sebab itu pula ilmuwan membidik kawasan langit itu untuk mengungkap bagaimana sistem tata surya dan planet terbentuk. "Sejauh ini belum ada rencana untuk misi baru di sabuk Kuiper," kata Cathy Olkin. "Saya harap kita tidak melewatkan peluang ini."

NASA memilih waktu yang paling tepat buat menyambangi Pluto. Planet yang orbitnya berbentuk elipse itu saat ini berada di jarak terdekat dengan matahari, yakni sekitar 29 Satuan Astronomi, atau 29 kali jarak bumi dan matahari.

Perkaranya, jarak antara Pluto dan sabuk Kuiper nyaris serupa dengan jaraknya ke matahari. Artinya New Horizons akan membutuhkan waktu hampir satu dekade untuk menyambangi sabuk Kuiper yang berjarak 55 Satuan Astronomi dari matahari.

Sebab itu NASA sejak tiga tahun lalu sudah mengerahkan perangkat observasi di bumi seperti Keck, Subaru dan Gemini untuk memilah obyek di sabuk Kuiper yang paling pantas buat dipelajari. Karena jika ilmuwan NASA gagal meracik misi baru, New Horizons bakal terbang tanpa tujuan ke luar sistem tata surya, seperti Voyager 1 dan 2.

rzn/hp (dpa,rtr,spiegel,NASA,ESA)