1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Milisi Islamis Nigeria Melarikan Diri

30 Juli 2009

Pasukan keamanan Nigeria mengklaim: dalam penyerbuan Rabu malam, 200 an pengikut gerakan radikal Islam tewas. Sisanya melarikan diri.

https://p.dw.com/p/J0Mk
Peta kerusuhan NigeriaFoto: DW

Para milisi Islamis Nigeria pontang-panting melarikan diri, pasca penyerbuan Rabu malam. Malam itu di ibukota negara bagian Borno, Maiduguri, 1000 an anggota pasukan keamanan melnghancurkan kelompok Islamis bergaya Taliban itu. Komandan operasi milter Ben Ahonotu mengatakan militer telah mengambil alih kantung pertahanan kelompok radikal tersebut dan memburu mereka. Lebih dari 200 an pengikut kelompok itu tewas terbunuh. Nasib pimpinan kelompok itu Mohammed Yusuf hingga kini belum diketahui, namun pihak aparat mengklaim bahwa wakil pimpinan kelompok tersebut, Abubakar Shekau telah tewas.

Para pengikut kelompok Taliban Nigeria atau kelompok Boko Haram melarikan diri dengan mengenakan samaran: mencukur janggut mereka dan mengganti busana Arab mereka denagn jeans dan T-shirt. Mereka menyeberangi sungai Pasar Gamboru dan bersembunyi.

Sedikitnya 600 orang tewas dalam konflik yang sudah berlangsung lima hari ini di Borno dan tiga negara bagian lainnya di Nigeria. Maiduguri merupakan kawasan terparah dalam kerusuhan itu. Kerusuhan bermula hari Minggu kemarin saat kelompok militan Islamis, Boko Haram menyerbu kantor polisi di Bauchi. Polisi menyatakan sedikitnya 3000 an penduduk terpaksa mengungsi, meski sebagian sudah kembali ke rumah mereka.

Sesuai namanya, Boko Haram, yang berarti "Pendidikan ala Barat itu Haram", kelompok ini melancarkan gerakan anti pendidikan modern, yang dianggap menjauhkan siswa dari nilai agama dan idealisme. Selain itu mereka menginginkan diperluasnya hukum Syariah hingga ke seluruh Nigeria. Secara bertahap belahan utara Nigeria menerapkan hukum Islam yang menyebabkan timbulnya masalah dengan kelompok-kelompok Kristen. Pengamat politik Nigeria, Haruna Yarima mengatakan tidak semua warga Muslim di Nigeria setuju penerapan ideologi tersebut. Bahkan banyak juga yang mengisolasi kelompok itu:

„Kekuatan pasukan keamanan tidak memenuhi tugas dengan baik. Mereka membiarkan kelompok itu tumbuh tanpa diperhatikan. Dan kini kitalah yang harus menanggung konsekuensinya.“

Kini yang banyak menjadi pertanyaan adalah bagaimana kelompok itu bisa mempersiapkan perang dengan senjata. Apakah kelompok itu terkait dengan jaringan teroris internasional seperti Al Qaida? Yarima mengatakan perdebatan itu tidak begitu penting. Yang lebih penting adalah bagaimana membaca karakter kelompok ini sebelum mengatasinya:

„Kelompok itu memilih wilayah-wilayah, yang dimana kebanyakan warganya diekspolitasi dan tak puas dengan sistem kekuasaan yang ada. Jadi kalau kondisi seperti itu sudah ada, baru kemudian kelompok ini bisa aktif dan memanfaatkan situasi tadi.”

Untuk itu menurutnya yang penting dalam menangani problem di Nigeria ini adalah memecahkan persoalan-persoalan sosial.

Nigeria merupakan negara berpenduduk sekitar 140 juta jiwa. Terbagi antara pemeluk Islam di bagian utara dan Kristen serta animisme di selatan. Kerusuhan sempat terjadi awal tahun ini di Bauchi yang menyebabkan 5 orang ternggut nyawanya dan beberapa gereja dan mesjid hangus terbakar. Sementara ratusan orang tewas di Jos, ibukota negara bagian Plateau, November lalu, ketika pelaksanaan pemilu lokal berujung pada kerusuhan berdarah. (AP/DG/dw/afp)