1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merkel Promosikan Demokrasi dan HAM di Cina

16 Juli 2010

Kanselir Jerman dalam lawatannya di Cina mempromosikan demokrasi dan hak azasi manusia kepada kader Partai Komunis. Dalam kunjungan tiga harinya di Beijing, Merkel melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Wen Jiabao.

https://p.dw.com/p/ONhP
Kanselir Jerman dan PM CinaFoto: AP

Mempromosikan demokrasi dan hak azasi manusia menjadi tema yang hampir selalu muncul dalam kunjungan kenegaraan Kanselir Jerman Angela Merkel di Cina. Kali ini Merkel mengungkapkannya dalam pembicaraan dengan Perdana Menteri Wen Jiabao. Merkel memberikan daftar nama-nama aktivis pembela hak sipil yang ditahan pemerintah Cina. Tapi tidak diketahui apakah upaya Merkel itu membuahkan hasil. Bagaimana pula caranya membicarakan hak azasi manusia tanpa terkesan menggurui atau menasihati?

Dalam lawatan resmi 45 menitnya, Merkel mengangkat tema itu di depan alumni perguruan tinggi Partai Komunis Cina. Kebetulan pula, terdapat pertanyaan mengenai jenis-jenis sistem politik yang diajukan kepada Merkel. Merkel tidak ingin menggurui. Ia berusaha untuk menjelaskan bahwa di masyarakat barat hak warga individu memegang peranan yang besar. "Untuk itu tentu masalah ketika orang dipenjara, atau ketika kebebasan berpendapat mereka dibatasi, itu bagi kami di Eropa merupakan peranan yang sangat besar. Karena kami akan mengatakan apa yang sepatutnya dan adil.“

Dalam pertanyaan mengenai sistem multi partai, kanselir Jerman juga tidak ingin terkesan mengajari. Berbeda dengan acara-acara resmi protokoler, kunjungannya di perguruan tinggi kepartaian berkesan santai dan Merkel pun dapat bicara dengan leluasa. Merkel juga bukannya menjawab pertanyaan itu, tapi bertanya balik. Misalnya, bagaimana sistem partai tunggal seperti di Cina dapat memenuhi bermacam-macam kepentingan. “Dan kami tentu bertanya, bisakah satu partai memenuhi semua yang di negara kami dipenuhi oleh empat sampai lima partai. Itu bagi kami tidak mudah untuk dimengerti bagaimana semua itu dapat dilakukan. Sekarang pertanyaannya, apakah itu dapat bertahan lama atau suatu hari terdapat perkembangan yang mana terdapat tumbuhnya sejumlah kekuatan yang beragam.”

50 kader partai atau fungsionaris dan pejabat pemerintahan dari berbagai provinsi, mendengarkan Merkel dan sesekali bertepuk tangan. Tapi mereka tidak terlihat tertarik dengan apa yang dijelaskan Merkel. Ada satu pertanyaan yang menarik bagi mereka, yang juga sudah dibicarakan Merkel dengan Perdana Menteri Wen Jiabao. Yaitu, mengapa Cina belum mendapat status sebagai mitra ekonomi pasar Uni Eropa. Jika sudah, Cina bisa dengan lebih leluasa mengekspor barang ke Eropa. Seperti yang sudah diungkapkan Kanselir Merkel dalam jumpa pers bersama Wen Jiabao, Merkel menyinggung kurangnya perlindungan dari pembajakan produk dan mendesak kemudahan persyaratan birokrasi bagi investasi perusahaan asing di Cina.

Ketika Merkel ditanya mengenai embargo senjata Uni Eropa terhadap Cina, yang bagi Cina merupakan hal yang tidak adil, kembali Merkel menyinggung hak azasi manusia. "Mengenai embargo senjata, itu bagi kami sangat berkaitan dengan pertanyaan, bagaimana keterbukaan di dalam masyarakat Cina. Embargo senjata Uni Eropa dimulai sejak terjadinya Peristiwa Lapangan Tiananmen 1989 dan untuk itu sangat penting bagi kami pertanyaan mengenai hak warga dan banyak hal lagi. Hal itu juga sedang dibicarakan di Uni Eropa. Namun tidak ada usulan apakah sekarang embargo itu bisa dicabut.”

Ruth Kirchner/Luky Setyarini

Editor : Vidi Legowo-Zipperer