1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merapi dalam Status Awas

25 Oktober 2010

Hari Senin (25/10), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian BPPTK Yogyakarta telah memutuskan untuk menaikan status Gunung Merapi dari ‚siaga' ke status ‚awas'.

https://p.dw.com/p/PnWR
Gunung MerapiFoto: TMAX - Fotolia.com

Sapari Wiyono dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian BPPTK mengatakan gejala meletusnya gunung yang terletak di sekitar Magelang itu telah terekam dalam data BPPTK: „Peningkatan Gunung Merapi ini melebihi akvitasnya pada tahun 2006, sehingga status gunung Merapi kita tingkatkan. Data deformasi juga demikian, rata 15 cm pada tahun 2006. Untuk 2010 mencapai 20,8 cm perhari, sehingga kita naikkan untuk menaikan kesempatan pada pemerintah daerah dalam rangka evakuasi warga pada daerah yang terancam.“

Vulkan Merapi Indonesien
Terlihat dari Desa Cangkringan, Yogyakarta, 25 Oktober 2010.Foto: picture-alliance/dpa

Banyak yang Belum Mau Mengungsi

Masyarakat yang bermukim di sekitarnya dievakuasi secara bergelombang. Jumlah penduduk yang tinggal di kawasan-kawasan terancam diperkirakan mencapai sekitar 40 ribu orang. Mereka tersebar di kawasan Klaten, Sleman, Magelang dan Boyolali.

Namun petugas mengalami kesulitan dalam mengungsikan penduduk, karena sebagian besar warga merasa dalam kondisi aman. Bahkan hingga pukul 19.00 semalam, dari 13 ribuan warga Sleman yang diharuskan mengungsi, tak sampai seribu orang yang mematuhi imbauan itu. Seperti dituturkan juru bicara Posko Sleman Isti Purnani: „Sebagian besar masyarakat belum mau meski status sudah awas..kita kesulitan meski sudah siap membawa mereka ke barak. Memang mereka belum merasa ada semburan lava.“

Vulkan Merapi Indonesien Flash-Galerie
Gunung MerapiFoto: picture alliance/AFP Creative

Padahal parameter untuk menaikan status tidak harus dengan tanda-tanda yang disebutkan masyarakat tersebut, karena tipe erupsi gunung berapi itu berbeda-beda, ujar Sapari Wiyono dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian BPPTK. Seperti misalnya pada tahun 2006 lalu: „Karena dalam periode lalu, memang awalannya terlihat jelas, dari vulkanik A, vulkanik B, lalu multifase dan terjadi guguran serta awan panas. Tapi kali ini meskipun guguran sudah banyak, tapi vulkanik A dan B juga masih terjadi, sehingga energi kegempaannya sangat besar. Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan, untuk keselamatan warga, statusnya maka kami naikan menjadi awas.“

Letusan Besar Tahun 1930

Sejak tahun 1911 Gunung Merapi tercatat sudah 18 kali meletus. Letusan paling parah terjadi pada tanggal 14 Desember 1930. Dalam tragedi itu, sekitar 1370 orang terenggut nyawanya. Pada November 1994 kubah lava dengan volume 2,6 juta meter kubik runtuh yang menimbulkan rangkaian awan panas sejauh 6,5 kilometer ke arah barat laut dan selatan. Dalam kejadian itu, sekitar 60 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka bakar serius di Purwobinangun, Pakem, Sleman. Sementara pada tahun 2006, erupsi besar terjadi pada bulan Juni dan menewaskan dua orang relawan Tim SAR. Gunung Merapi dengan ketinggian 2900 m tersebut merupakan gunung yang paling akfif dari sejumlah 129 gunung api yang digolongkan aktif di Indonesia.

Ayu Purwaningsih

Editor : Agus Setiawan