1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menyusul Bentrokan di Iran, Penangkapan Terus Berlanjut

28 Desember 2009

Bentrokan di jalanan ibukota Teheran dan kota-kota lainnya kali ini merupakan yang terberat sejak dilancarkannya aksi protes menentang terpilihnya kembali secara kontroversial Presiden Mahmud Ahmadinejad bulan Juni lalu.

https://p.dw.com/p/LFFn
Kerusuhan di IranFoto: AP

Menyusul bentrokan yang terjadi di Iran, beberapa orang yang membantu pemimpin oposisi Mir Hussein Mousavi dan mantan presiden Mohammad Khatami, terus ditangkap. Diantaranya Morteza Haji dan Hasan Rasooli. Keduanya membantu Khatami di lembaga swadaya masyarakat Baran. Penasihat Mousavi, Ali Reza Behesthi, Ghorban Behzadian-Nejad dan Mohammad Bagherian juga ditahan pagi tadi waktu setempat. Demikian informasi yang dilaporkan situs internet Parlemannews.

Ebrahim Yazdi Iran
Pembangkang Iran, Ebrahim Yazdi (tengah)Foto: AP

Sebelumnya, situs internet Rahesabtz melaporkan sekretaris jendral Pergerakan Kebebasan Iran, Ebrahim Yazdi yang merupakan mantan menteri luar negeri Iran pada awal revolusi Islam, ikut ditahan. Ia ditangkap di kediamannya, lalu digiring oleh aparat keamanan ke lokasi yang tidak diketahui. Sejak minggu lalu ia diminta menghadap kementrian intelejen Iran, namun permintaan itu tidak ditanggapi. Tokoh lainya yang ditangkap adalah peraih penghargaan kampanye hak asasi dan jurnalis, Emadeddin Baghi. Di luar itu, anggota kelompok eksil Mujahideen Khalq Organisation juga turut ditangkapi.

Sementara itu, wakil pimpinan kepolisian Iran, Ahmad Reza Radan di media televisi pemerintah menyatakan lebih dari 300 orang ditahan dalam aksi unjuk rasa.

Para pemimpin oposisi menuding pemerintah Iran membunuh orang-orang tak bersalah yang turun ke jalan dalam aksi yang berlangsung bertepatan dalam perayaan keagamaan Asyura. Angka korban jiwa simpang siur. Oposisi menyatakan korban tewas berjatuhan setelah aparat keamanan membuka tembakan dan memukuli dengan pentungan para peserta aksi di ibukota Teheran.

Hari Senin ini, para simpatisan oposisi mempersiapkan upacara pemakaman bagi mereka yang tewas dalam demonstrasi. Seorang korban jiwa dalam aksi protes itu adalah Seyed Ali Mousavi. Menurut situs internet Parlemennews, keponakan pimpinan kelompok oposisi Mir Hussein Mousavi itu tertembak di dadanya saat bentrokan terjadi. Namun saudaranya, Seyed Reza Mousavi, jenazah Ali Mousavi telah dipindah dari rumah sakit ke lokasi yang tidak diketahui dan pihak keluarga tak dapat menemukannya. Sejak diumumkannya hasil pemilu Juni lalu, sang paman Mousavi yang ikut dalam pencalonan pemilu menolak pemerintahan yang dipimpin Mahmud Ahmadinejad. Menurutnya pemerintahan tersebut tidak sah karena diduga terjadi kecurangan dalam proses pemilu.

Protesten im Iran
Aksi protes mengikuti perayaan AsyuraFoto: AP

Bentrokan bukan hanya pecah di Teheran, namun menyebar ke kota-kota lain Qom, Shiraz, Isfahan, Najafabad, Mashhad, Tabriz dan Babbol. Pemberitaan independen amat sulit diperoleh karena media asing dilarang meliput langsung aksi protes.

Demonstrasi yang dilancarkan menentang pemerintahan Mahmud Ahmadinnejad ini diadakan bertepatan dengan hari raya Syiah, Asyura, perayaan keagamaan untuk memperingati perang di Karbala tahun 680, yang menjadi penanda perpecahan kaum Sunni dan Syiah. Ini merupakan puncak bulan duka Muharram bagi pemeluk Syiah.

Sementara dalam aksi protes terhadap pemerintah Iran akibat dugaan manipulasi pemilu setengah tahun lalu, pemerintah mencatat terdapat 36 korban tewas. Namun pihak oposisi mengklaim jumlahnya mencapai 72 orang. Aksi yang berlangsung Juni lalu itu mendapat kecaman keras masyarakat internasional.

(AP/ASdpa/rtr/ap/afp)