1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menimbang Hasil Misi Liga Arab

19 Januari 2012

Misi pengamat Liga Arab akan melaporkan hasil pemantauan atas situasi di Suriah. Mereka akan memberi penilaian, apakah Damaskus memenuhi kewajiban mereka untuk mengakhiri kekerasan di negara itu.

https://p.dw.com/p/13lsd
Kehadiran pemantau Liga Arab tak menghentikan kekerasan tentara SuriahFoto: dapd

Akhir pekan ini ini, para Menteri Luar Negeri negara Liga Arab akan bertemu di Kairo, Mesir untuk mengambil keputusan: apakah akan mengakhiri, memperpanjang atau bahkan memperluas misi di Suriah.

Di mana saja pemantau Liga Arab muncul, orang Suriah berdatangan dan minta agar nasib mereka lebih diperhatikan. Kedatangan 150 pemantau saja tidak cukup.

"Mereka bukan turis. Mereka punya mandat dari Liga Arab, untuk menyelidiki apa dan bagaimana orang-orang terbunuh di Suriah" demikian kata seorang ahli Suriah, Joseph Kechechian.

Tapi mereka tak menemukan kenyataan sesungguhnya, sebagaimana dikatakan seorang warga Suriah "Pasukan pemerintah menembak dengan acak supaya tidak bisa dilihat pemantau. Ada banyak tank di sini, tapi sebagian besar disembunyikan. Kami juga tak bisa bicara dengan pemantau Liga Arab karena mereka selalu berjalan dengan pasukan keamanan. Saya cuma berharap para pemantau itu sehari saja untuk tidur, makan dan tinggal bersama kami”.

Tentara Suriah menyamar menggunakan pakaian polisi, menyembunyikan tank, dan menempatkan tanda dan rambu tidak di tempatnya untuk mengelabui misi Liga Arab.

Para pengamat juga mengkritik figur Kepala Misi Pemantauan Liga Arab, Mohammed al-Dabi, yang merupakan seorang petinggi intelijen Sudan. Ia aktif dalam konflik di Darfur, yang menurut catatan PBB menewaskan 300 ribu orang. Pakar hak asasi manusia dari Human Rights Watch HRW, Joe Stark mengatakan "Orang ini (Mohammed al-Dabi-red) dulu saat bekerja di pemerintahan Presiden Omar al Basir di Sudan, memainkan peran menghalang-halangi misi PBB dan lembaga penyelidik lainnya yang sedang memantau situasi Darfur. Kami tak tahu pasti, alasan apa yang dipakai dalam memilih dia untuk memimpin misi ini”.

Namun Sekjen Liga Arab, Nabil al Arabi, memberikan laporan positif atas hasil pemantauan "Tentara, tank dan senjata berat berada jauh dari kota. Makanan bisa masuk dan warga bisa keluar rumah. Suara tembakan terdengar, dan masih ada penembak jitu. Tapi semoga itu akan berakhir”.

Jumlah pemantau yang terlalu sedikit membuat misi Liga Arab ini diragukan oleh banyak kalangan. Sejak awal, misi ini telah gagal.

Presiden Bashar al Assad juga menunjukkan resistensi. Ia menyebut Liga Arab telah menjadi boneka barat "Sebagaimana di Irak dan Libya, juga akan dilakukan di Suriah. Untuk itu mereka membutuhkan negara-negara Arab. Karena tidak bisa dilakukan di Dewan Keamanan PBB, mereka membutuhkan jubah negara-negara Arab”.

PBB menyatakan, 40 orang tewas setiap hari selama misi pemantau Liga Arab berada di sana. Kehadiran tim pemantau tak mengurangi, bahkan jumlah korban kekerasan rejim Damaskus justru bertambah.

Namun Presiden Assad membantah, dan balik mengecam PBB sebagai sebuah lembaga yang tidak bisa dipercaya.

Andy Budiman

Editor: Hendra Pasuhuk