1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

031209 NATO Afghanistan

3 Desember 2009

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pekan lalu amat sibuk melobby pemerintah negara anggota, untuk mengumpulkan janji pengiriman tambahan pasukan bagi misi ISAF di Afghanistan.

https://p.dw.com/p/Kpef
Sekjen NATO Anders Fogh RasmussenFoto: AP

Rasmussen mengatakan menjelang konferensi tingkat menteri luar negeri NATO di Brussel, Belgia, perang di Afghanistan bukan hanya masalah Amerika Serikat. “Ini bukan hanya perangnya Amerika. Apa yang terjadi di Afghanistan menunjukkan dengan tegas ancaman bahaya aktual bagi warga semua negara di dunia.“

Rasmussen menambahkan, oleh karenanya jumlah pasukan NATO pelindung Afghanistan ISAF harus ditambah. Panglima pasukan AS di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal sudah meminta tambahan sekitar 40.000 serdadu AS. Presiden AS Barack Obama setelah mempertimbangkan cukup lama, memutuskan jumlah serdadu tambahan yang akan dikirimkan. “Ini merupakan kepentingan nasional kita, untuk mengirimkan tambahan 30.000 serdadu ke Afghanistan.“

Jadi jumlahnya kurang 10.000 dari permintaan Jenderal McChrystal. Diharapkan kekurangannya dipenuhi oleh negara mitra NATO dan negara lainnya. Sekjen NATO mengatakan, untuk tahun 2010 depan ia sudah memperoleh janji pengiriman sedikitnya 5.000 serdadu.

Jerman sementara ini belum menjanjikan tambahan pasukan. Pemerintah di Berlin menyebutkan, mula-mula akan menunggu hasil konferensi Afghanistan yang akan digelar di London akhir bulan Januari tahun 2010. Kemudian melakukan konsultasi dengan negara mitra dan melihat bagaimana pembentukan pemerintahan di Kabul setelah pemilu yang kontroversial. Demikian dikatakan Menteri luar negeri Jerman Guido Westerwelle.“

Westerwelle dengan tegas juga memuji Presiden Barack Obama, yang merencanakan mulai menarik pasukan AS dari Afghanistan tahun 2011 mendatang. Ditambahkannya, tidak ada pemecahan yang murni pendekatan militer untuk Afghanistan, melainkan hanya pemecahan secara politik yang didukung oleh militer. Tegasnya lewat pembangunan kembali. Dengan bantuan bagi warga Afghanistan, untuk dapat mengendalikan sendiri keamanan negaranya. Westerwelle menegaskan, untuk mencapai tujuan itu Jerman bersedia memberikan kontribusi lebih besar.

Birgit Schmeitzner/Agus Setiawan

Editor: Hendra Pasuhuk