1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mengurai Simpul Mati Sengketa Atom Iran

24 November 2014

Perundingan sengketa atom Iran di Wina, Austria, sulit menembus kebuntuan yang sudah terpateri selama 12 tahun. Perbedaan pendapat antara masyarakat internasional dan Iran sudah terlalu dalam.

https://p.dw.com/p/1DsCm
Foto: Reuters

Perundingan sengketa atom antara Iran dengan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan ditambah Jerman nampaknya akan gagal mencapai kesepakatan hingga tenggat waktu Senin (24/11/14) tengah malam waktu Eropa. Kini para pihak yang berunding berupaya mencari kemungkinan memperpanjang waktu negosiasi.

Harapan cukup muluk digantungkan bahwa perundingan di Wina itu akan dapat mencapai kesepakatan pencabutan sanksi ekonomi terhadap Iran, yang efeknya juga diharap bisa mengubah situasi di Timur Tengah secara signifikan.

Semua pihak menyadari, harga yang harus dibayar jika perundingan gagal akan sangat tinggi. Baik bagi 76 juta rakyat Iran yang makin sengsara di bawah sanksi internasional, maupun bagi mitra dan musuh Iran di Timur Tengah. Sebuah kesepakatan yang lemah ditakutkan akan gagal mencegah ambisi Iran memiliki senjata atom. Sedangkan kegagalan akan makin mendorong Iran mewujudkan ambisinya menjadi anggota negara adidaya nuklir.

Gebrakan terakhir

Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, masing-masing Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Cina dan Rusia, ditambah Jerman yang disebuk grup P5+1 menggelar perundingan dengan Iran untuk berusaha mencapai kesepakatan terkait sengketa program atom Teheran.

Tapi Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengakui, perbedaan pendapat dengan Iran amat dalam serta masih jauh dari sebuah sukses. Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan kepada wartawan, pihaknya akan melakukan gebrakan terakhir Senin (24/11/14) yang diharap bisa menembus banyak hambatan.

Sejumlah pejabat tinggi barat memperkirakan, hanya akan terdapat dua opsi bagi perundingan sengketa atom Iran. Pertama menghentikan perundingan hari Senin ini, dan para pakar dari kedua belah pihak kembali bertemu beberapa pekan mendatang. Dan kedua menundanya hingga tahun depan dengan memasukkan berbagai elemen dari kesepakatan sementara tahun sebelumnya.

Walau begitu tercetus keraguan, apakah perundingan berikutnya masih memiliki manfaat? Mereka juga mempertanyakan kesiapan pimpinan revolusi Iran untuk membuat kompromi. Sebaliknya Teheran menuding Barat yang membuat perundingan buntu, dengan cara terus menerus mengajukan syarat yang tidak masuk akal.

as/yf(rtr,afp,dpa)