1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mengorbankan Nyawa Demi Bumi

3 Agustus 2011

Baru-baru ini kepolisian Brazil mengajukan tuntutan terhadap tiga orang, atas pembunuhan dua aktivis lingkungan terkenal di hutan Amazona, bulan Mei lalu.

https://p.dw.com/p/12AFx
Pembalakan hutan di BrazilFoto: Fotolia/guentermanaus

Jose Claudio Ribeiro da Silva dan istrinya dibunuh karena memberika perlawanan terhadap tuan tanah di negara bagian Pará di bagian utara Brazil. Diperkirakan, lebih dari seribu orang tewas akibat sengketa tanah hutan rimba Amazona sejak 1985.

Mengapa orang yang menyelamatkan kawasan hutan di Brazil banyak yang jadi korban pembunuhan?

Jose Claudio Ribeiro und Maria do Espiritu Santo da Silva in Brasilien
Jose Claudio Ribeiro dan Maria do Espiritu Santo da SilvaFoto: picture-alliance/dpa

Pengorbanan Jose Claudio Ribeiro da Silva

"Obrigado.Terimakasih," itulah kata-kata seorang pria yang sudah ditandai sebagai sasaran pembunuhan.“Ini merupakan bencana bagi orang seperti saya, yang sudah hidup dari pohon kacang alamiah sejak kecil, untuk melihat penghancuran seperti ini. Saya hidup dari hutan. Saya menjaganya dengan segala cara, dan karena itu saya hidup dengan sebuah peluru, yang kapan saja dapat ditembakkan ke kepala saya. Saya bisa berada di sini bersama anda sekarang, dan dalam waktu sebulan mungkin anda akan mendengar kabar bahwa saya menghilang,” demikian dikatakan Jose Claudio Ribeiro da Silva, aktivis konservasi hutan rimba, ketika berbicara dalam sebuah konferensi di Brazil. Ia dan istrinya ditembak mati tanggal 24 Mei lalu. Meskipun kejahatan itu mengejutkan dan tidak masuk akal, ini bukan hal baru lagi di Brazil.

Berikut kata-kata Chico Mendes, yang bisa dibilang aktivis terbesar pelestarian hutan Amazona, yang berbicara sebelum ditembak mati tahun 1988: “Para penembak ini ada di mana-mana, sementara orang-orang yang menyewa mereka tidak dipenjara, dan mereka bertekad mengenyahkan saya.”

Konflik Lahan

Bagi banyak petani Brazil dan penduduk asli, hutan rimba negara itu bukan areal yang tidak pernah tersentuh. Sebaliknya, hutan rimba adalah lingkungan yang produktif, yang menghasilkan banyak buah-buahan dan kacang-kacangan yang bernilai tinggi. Tetapi kebutuhan mereka menyebabkan konflik dengan orang-orang lain yang menginginkan tanah itu.

Jose Claudio Ribeiro da Silva mungkin menjadi aktivis lingkungan paling terkenal yang menjadi korban pembunuhan di Brazil sejak Chico Mendez, tetapi penentang pemilik peternakan dan penebang hutan terlalu sering mengalami serangan. Menurut organisasi "Pastoral Land Commission", sebuah organisasi Katolik yang mencatat kekerasan di daerah terpencil Brazil, 1.588 orang dibunuh sejak 1985 sebagai akibat koflik tanah. Dari 10 kasus pembunuhan, tidak sampai satu berhasil diajukan ke pengadilan. Lagi pula sampai sekarang hanya satu orang dipenjara. Namanya Viltamiro Bastos. Ia dinyatakan bersalah membunuh seorang misionaris asal AS, Dorothy Stang, tahun 2005.

NO FLASH Amazonas Regenwald Rodung Klimawandel
AmazonaFoto: picture-alliance/dpa

Kekerasan Sunyi

Tahun 1996, tembakan yang dilepaskan ke arah demonstran yang menuntut reformasi kebijakan tanah direkam dan disiarkan televisi di seluruh negara. 19 anggota gerakan "Landless Movement" dibunuh polisi di Eldorado dos Carajas, setelah sebuah kelompok menutup jalan di dekat sebuah peternakan yang mereka duduki. Tetapi banyak kekerasan terjadi di daerah-daerah terpencil, dan tidak terekam kamera.

Jalan dari kota Belém, ibukota negara bagian Pará, sempit dan di banyak bagian tidak beraspal serta berbahaya. Pembunuhan sering terjadi di jalan-jalan seperti ini. Organisasi "Pastoral Land Commission" telah memberikan pemerintah sebuah daftar yang mencakup lebih dari 1.800 orang di Amazona, yang telah mendapat ancaman akan dibunuh akibat sengketa tanah sejak 2001. Banyak dari mereka yang ada di daftar sudah dibunuh, atau berhasil selamat tetapi menderita luka berat. Dirceu Fumagalli, seorang wakil organisasi itu menjelaskan, konflik berdarah terus berlanjut, karena banyak pertanyaan tentang kepemilikan tanah di Brazil belum terjawab: “Pada kenyataannya, yang kita lihat adalah pengampunan yang penuh skandal. Di samping itu pemerintah membiayai proyek-proyek besar yang hanya mementingkan keuntungan besar. Siapapun yang menentang atau mempertanyakan model ini, membela bukan hanya hutan melainkan juga hak-hak kita semua, pasti akan dibunuh.“

Tropenholz
Penebangan kayuFoto: picture-allianc/ZB

Pemerintah Tak Mampu Melindungi

Bahkan Menteri HAM Brazil Maria do Rosario mengakui, bahwa pemerintah tidak dapat menjaga keselamatan semua orang yang tercantum di daftar sasaran pembunuhan. Manuel Cunha, kepala badan nasional komunitas aktivis yang menyatukan warga yang tinggal di hutan, percaya, situasi bisa lebih buruk lagi: “Tidak adanya kebijakan dari pemerintah mengakibatkan konflik ini. Konflik yang terjadi akibat pertanyaan-pertanyaan tidak terjawab tentang kepemilikan tanah, juga sengketa menyangkut sumber daya alam. Jika ini tidak terselesaikan, tendensi menunjukkan, situasi akan tambah buruk.”

Senat Brazil akan mengumpulkan suara pertengahan tahun ini mengenai peraturan pertanahan baru yang kontroversial, yang akhirnya akan memberikan pengampunan bagi pemilik tanah, yang bertani di kawasan hutan yang dibalak secara ilegal sebelum tahun 2008. Dengan semakin intensifnya sengketa menyangkut perundang-undangan, sudah jelas bahwa reformasi soal tanah akan tetap menjadi bisnis mematikan di Brazil.

Milton Bragatti / Marjory Linardy

Editor : Ayu Purwaningsih