1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kamera Luar Angkasa Buatan Jerman Lacak Benda Langit

14 September 2017

Institut Max Planck untuk Penelitian Sistem Tata Surya dikenal di seluruh dunia, sejak sukses memotret komet Churyumov-Gerasimenko dari jarak dekat. Kamera antariksa buatanya dikenal tangguh mengejar komet dan asteroid.

https://p.dw.com/p/2jwHs
Rosetta auf Kometenjagd
Foto: picture-alliance/dpa

Mengejar Komet dan Asteroid Dengan Kamera Luar Angkasa Buatan Jerman

Wujud kamera luar angkasa sangat berbeda dengan kamera biasa. Dengan kamera ini, peneliti bisa memotret dalam tujuh gelombang cahaya. Dari foto yang diperoleh bisa diteliti, mineral apa yang ada pada benda luar angkasa tersebut.

Selama delapan tahun, model kamera yang sama di wahana antariksa DAWN berkembara untuk  meneliti asteroid Vesta dan planet kerdil Ceres. Untuk itu peneliti harus mempersiapkan kamera tersebut menghadapi berbagai rintangan.

Prof. Ulrich Christensen, Direktur riset sistem Tata Surya di MPI menjelaskan: "Tantangan kamera ini adalah harus tetap berfungsi dalam kondisi ekstrim. Pada suhu sangat tinggi dan sangat rendah. Harus melewati radiasi sinar kosmik. Dan harus bisa diandalkan. Karena jika wahana udah terbang, maka tidak bisa direparasi lagi."

Pengalaman panjang

Pengetahuan untuk merakit kamera luar angkasa diperoleh dari pengalaman selama bertahun-tahun. Peter Czechowsky tidak terlibat sejak awal. Tahun 1946 pusat penelitian tata surya Max PIanck Institut pindah ke kota kecil, 30 kilometer dari Göttingen.

Awalnya peneliti meriset lapisan atmosfer yang bermuatan listrik bagi transfer gelombang radio. Kemudian juga stratosfer yang letaknya lebih rendah. Disana lah, mereka mulai berfokus pada ruang angkasa dengan program roket dan balon udara.

Peter Czechowsky, mantan direktur MPI mengisahkan: "Kami sangat beruntung memiliki pekerja yang berkualitas dan mendalaminya secara intensif. Begitunya masalah detektor untuk kamera. Itu semua bidang baru. Jadi harus banyak dilakukan eksperimen."

Mereka berhasil. Institut ini menjadi bagian dari sejarah penerbangan luar angkasa. Satelit penelitian antar planet pertama dari Eropa memboyong kamera buatan MPI. Foto spektakuler dari penerbangan pertama ke komet dikirim ke bumi.

Foto bersejarah dari antariksa

Saat wahana Huygens menuju Titan, kamera MPI berhasil memperoleh foto yang bersejarah: pendaratan pertama di bagian luar tata surya. Untuk rekaman wahana peneliti planet Mars, Pathfiner, MPI bahkan memperoleh penghargaan televisi. Apa rahasia keberhasilan institut ini?

"Menurut saya tiga hal: Pertamam kami membutuhkan ilmuwan yang kaya akan ide baru untuk mewujudkan instrumen, mengukur dan merekam hal-hal yang menarik. Lalu dibutuhkan pakar dan teknisi yang tahu cara mewujudkan ide tersebut menjadi instrumen yang berfungsi", tambah Prof. Ulrich Christensen.

Dan tentu juga bengkel kerja yang membuat komponen kamera teknologi tinggi. Di gedung institut yang baru tempatnya lebih luas. Disini mereka mendidik teknisi dan ahli elektronika masa depan. Para mahasiswa ini akan menjadi pakar yang dibutuhkan untuk misi penelitian baru.

Kamera luar angkasa masa depan dirakit disini. Teleskop dengan tekonologi canggih yang mampu menyibak misteri bidang magnet matahari. Untuk itu, bidang magnetnya harus bisa diukur secara teliti. Kondisinya sebenarnya tidak memungkinkan. Suhu yang sangat tidak stabil harus bisa diatasi oleh instrumen tersebut. Begitu juga angin surya.

Prof. Sami Solanki, Direktur riset sistem Tata Surya di MPI menuturkan lebih jauh:"Partikel bermuatan tersebut pada dasarnya adalah listrik yang berasal dari luar dari bisa menyebabkan hubungan pendek. Artinya, kita harus melindungi peralatan elektronik dan merakitnya sedemikian rupa supaya tidak sensitif terhadap partikel semacam itu."

Para peneliti berharap akan terus mendapat proyek dari badan-badan antariksa besar. Seperti teleskop matahari.

(DWInovator)