1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikUkraina

Mengapa Kawasan Donbas di Ukraina Begitu Penting Bagi Putin?

Jan D. Walter
22 April 2022

Pasukan Rusia ditarik mundur dari sekitar Kiev dan kini memusatkan serangan ke Ukraina timur. Mengapa Presiden Rusia Vladimir Putin begitu tertarik menguasai Luhansk dan Donetsk di Kawasan Donbas?

https://p.dw.com/p/4AISm
Baliho propaganda raksasa di Donetsk bertuliskan: Kami adalah Donbas Rusia
Baliho propaganda raksasa di Donetsk bertuliskan: Kami adalah Donbas RusiaFoto: Alexander Ryumin/Tass/dpa/picture alliance

Pada awal April, Rusia tiba-tiba menarik pasukannya dari wilayah sekitar ibu kota Kyiv di bagian utara Ukraina. Presiden Vladimir Putin kemudian mengumumkan, tujuan perang sudah berubah, bukan lagi untuk merebut ibu kota, melainkan untuk menguasai Kawasan Donbas di Ukraina timur. Mengapa wilayah begitu penting?

Seperti semenanjung Krimea, wilayah administratif Luhansk dan Donetsk adalah wilayah di mana sebagian besar penduduknya berbicara bahasa Rusia dan termasuk etnis Rusia. Juga di Kharkiv dan kota Pelabuhan Odesa ada penduduk berbahasa Rusia. Tetapi hanya di Krimea etnis Rusia merupakan mayoritas penduduk.

Setelah Revolusi Oranye tahun 2004 dan protes Maidan tahun 2013 dan 2014 yang mengubah tatanan politik di Ukraina, beberapa bagian di Kawasan Donbas melakukan perlawanan dan mengobarkan separatisme. Mereka dibantu oleh Moskow, yang pada saat yang sama memanfaatkan situasi dan mencaplok Krimea.

"Ini adalah dua dari banyak contoh di mana Rusia bertindak sesuai prinsip bahwa "setiap peluang akan mengundang pencurinya,” kata Andreas Heinemann-Grüder, spesialis Eropa Timur di Pusat Studi Konflik Internasional di Bonn.

Distrik Luhansk dan Donetsk (abu-abu gelap), kawasan industri penting di Ukraina timur
Distrik Luhansk dan Donetsk (abu-abu gelap), kawasan industri penting di Ukraina timur

Apa konteks sejarahnya?

Sampai pertengahan abad ke-19, kawasan Donbas adalah salah satu pusat terpenting industrialisasi Uni Soviet karena kaya cadangan batu bara. "Selama periode ini, Ukraina ditekan oleh Kekaisaran Rusia, dan bahasa Rusia ditetapkan sebagai bahasa pendidikan," jelas sejarawan Guido Hausmann dari Institut Leibniz untuk Studi Eropa Timur dan Tenggara di Regensburg. "Banyak petani Rusia yang juga berbondong-bondong pindah ke kawasan industri baru itu."

Donbas memang tidak padat penduduknya. Setelah perang saudara Rusia dan masa kemerdekaan yang pendek pada tahun 1918, wilayah itu dimasukkan ke dalam Republik Sosialis Soviet Ukraina. Juga semakin banyak orang Rusia datang ke wilayah itu. Guido Hausmann menjelaskan, memang ada banyak orang yang memiliki hubungan dengan Uni Soviet. "Namun, orang-orang di Donbas selalu juga berbicara bahasa Ukraina, dan mayoritasnya masih memiliki hubungan yang kuat dengan Ukraina juga," katanya.

Heinemann-Grüder mengatakan, adalah salah untuk berasumsi bahwa etnis atau bahasa ibu dapat memberikan petunjuk tentang identitas nasional penduduk Ukraina. "Bahasa Rusia bahkan digunakan oleh beberapa batalyon tentara Ukraina yang berperang melawan separatis pada 2014/15," jelasnya.

Dia menambahkan bahwa ini mungkin tidak akan terjadi lagi. "Jika ada kontribusi untuk membentuk negara Ukraina yang kuat, maka itu adalah agresi Rusia selama delapan tahun terakhir," katanya. "Bom Rusia semakin menyatukan Ukraina."

Apakah Ukraina timur penting secara ekonomi?

Setelah Perang Dunia II, bagi Uni Soviet kawasan industri Siberia menjadi lebih penting daripada Donbas. Tetapi bagi Ukraina, daerah itu tetap merupakan zona industri terpenting sampai 2014.

Sekarang, banyak kawasan yang ditaburi ranjau - terutama di daerah-daerah yang dikuasai kelompok separatis. Kawasan-kawasan itu menjadi terlantar atau jadi sangat miskin. Dalam beberapa minggu terakhir, fasilitas dan infrastruktur industri yang masih ada telah dihancurkan oleh peperangan.

Guido Hausman mengatakan, potensi ekonomi kawasan itu sebenarnya kurang penting bagi Rusia, tetapi sangat penting bagi Ukraina jika ingin mandiri secara ekonomi. "Tujuan perang Rusia adalah justru membuat Ukraina bergantung secara permanen pada Rusia - secara politik, budaya, dan ekonomi."

Di kawasan Donbas, perang telah berkecamuk selama delapan tahun: Pada tahun 2014, separatis pro-Rusia memproklamirkan distrik Luhansk dan Donetsk sebagai negara merdeka. Pada 2015, setelah periode pertempuran terbuka antara separatis dan pasukan pemerintah, gencatan senjata dicapai dengan penetapan "garis kontak" yang memisahkan bagian yang dikuasai Ukraina dari bagian yang dikuasai kelompok separatis. Itulah perjanjian yang kemudian dikenal sebagai Perjanjian Minsk II.

Pada 21 Februari 2022 — tiga hari sebelum invasi ke Ukraina — Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengakui kedaulatan Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk. "Yang dimaksud Putin bukan hanya daerah yang dikuasai kubu separatis, melainkan seluruh kawasan distrik Luhansk dan Donetsk yang lebih luas", papar Andreas Heinemann-Grüder. Itu sebabnya, Rusia sekarang setelah gagal merebut Kyiv bertekad paling tidak harus mampu menaklukkan Donbas. "Jadi itu nanti bisa dideklarasikan sebagai kemenangan, dan mungkin juga akan dideklarasikan berakhirnya perang," pungkasnya.

(hp/as)