1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rahasia Prinsip Koordinasi dan Organisasi Semut.

12 Februari 2018

Sarang semut adalah sebuah kesempurnaan evolusi yang muncul dalam wujud kolaborasi apik, kerjasama erat dan pembagian kerja yang efektif, nyaris tanpa tanding. Ilmuwan mengungkap rahasia prinsip organisasi semut.

https://p.dw.com/p/2sWjS
Ameise
Foto: Georgia Institute of Technology

Rahasia Prinsip Koordinasi dan Organisasi Semut.

Konstruksi jembatan spesial memungkinkan semut pemotong daun untuk mengambil makanan dari wadah yang sudah disediakan. Pakar perilaku Dr. Christoph Kleineidam melakukan penelitian, untuk mengetahui bagaimana semut mencari jalan yang tepat. Yang ideal adalah jalan yang paling pendek. Kalau hanya sendirian, semut tidak akan tahu yang mana yang tepat.

"Semut pemotong daun adalah contoh kasus ekstrem binatang yang hanya berfungsi di dalam kelompok. Kalau saya meletakkan hanya satu ekor di meja, pasti seperempat jam setelahnya ia tetap akan di sana. Ia hanya akan berputar-putar di lokasi sama, tanpa tahu harus ke mana," kata pakar perilaku dari Universitas Konstanz Jerman itu.

Semut-semut berkomunikasi lewat feromon. Itu adalah jejak kimia yang ditinggalkan binatang saat mencari makanan. Di sini, feromon tersebar di seluruh jembatan.Tapi feromon menguap dengan cepat. Oleh sebab itu, semut mencari jalan paling pendek. Semakin panjang jaraknya, risiko makin banyak dan aromanya semakin lemah.

Baca juga :Semut dan Gempa Bumi

Serangga Bantu Kebersihan Kota New York

Reseptor pelacak aroma

Karena itu semut selalu mengikuti aroma paling kuat, dan membentuk rute terpendek. Dalam hal ini, aturan utamanya adalah: Ikuti reseptor pelacak aroma! Di alam bebas, semut pemotong daun bisa membentuk jaringan dengan rute-rute yang membentang sepanjang 200 meter.

Dr. Christoph Kleineidam ingin tahu bagaimana hewan membentuk jaringan dan mempertahankannya. Sekelompok semut perlu waktu tidak sampai setengah jam untuk memotong dan mengangkut segenggaman daun.

Para peneliti juga menempatkan berbagai halangan pada rute semut, misalnya pipa-pipa dan kotak-kotak. Setelah sampai di sarangnya, semut-semut tidak memakan daun yang dibawa. Hewan ini memanfaatkannya untuk menanam jamur -- itulah yang jadi makanan penghuni sarang.

Fenomena memukai komunitas semut

Christoph Kleineidam terpukau melihat kompleksitas sistemnya. "Kita biasanya menganggap segerombolan semut adalah sebuah kelompok yang homogen. Tapi kalau dilihat lebih cermat, Anda akan melihat sejumlah fenomena memukau. Kelompok besar ini punya komposisi menarik -- mereka berbeda-beda.", ujarnya. 
"Heterogenitas bisa dilihat di seluruh kelompok ini, dan penting supaya bisa berfungsi baik.
Bagi kami ini langkah berikutnya dalam hal perilaku gerombolan. Bagaimana kelompok-kelompok ini berkembang menjadi gerombolan, dan keuntungan mana yang disumbangkan sub struktur ini bagi seluruh komunitas?", tambah Dr. Christoph Kleineidam lebih jauh.

Dr. Christoph Keleineidam menunjukkannya dengan bantuan sebuah halangan berwarna biru, yang ditempatkannya di jalur yang ditempuh semut. Semut-semut segera bekerja sama untuk menyingkirkan halangan tersebut, agar kecepatan memanen tetap terjaga.

Kleineidam menemukan sesuatu yang penting. Dari seribu semut dalam koloni, hanya sekitar enam yang bertugas menyingkirkan halangan. Dan itu dilakukan dengan cepat, tidak pakai ribut-ribut.

(DW Inovator)