1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Memilih Jenis Kelamin Bayi di Thailand

cp/ml (rtr, ap)17 Juli 2014

Pada usia 26 tahun, dengan anak perempuan, seorang ibu dari Hong Kong dan suaminya kini menginginkan anak lelaki. Untuk memastikannya, mereka membayar 9.000 Dolar dan terbang ke Thailand.

https://p.dw.com/p/1CdzV
Foto: AP

Hanya di negara gajah putih, tempat terakhir di Asia di mana perawatan pemilihan jenis kelamin tidak dianggap melanggar hukum, itu bisa dilakukan.

"Dalam tradisi Cina, sepasang anak itu dianggap baik, sempurna," ujar sang ibu yang tidak mau disebutkan namanya. "Tidak ada yang salah dengan anak perempuan, tapi di Hong Kong dan tradisi Cina, semua keluarga menyukai anak laki-laki."

Ibu ini adalah satu dari ratusan perempuan dari daratan Cina, Hong Kong dan Australia yang berkunjung ke Bangkok setiap tahun untuk fertilisasi in vitro (IVF) dengan opsi memilih jenis kelamin anak dengan membuang embrio jenis kelamin yang tidak diinginkan.

Negara lain yang mengizinkan teknik ini adalah Amerika Serikat dan Afrika Selatan, keduanya dengan biaya yang lebih mahal.

Belum berhasil dilarang

Puluhan klinik di Bangkok menawarkan orangtua kesempatan untuk "mengimbangi" jenis kelamin anak dalam keluarga, namun otoritas medis Thailand menginginkan praktik ini dilarang.

Dewan Medis Thailand, sebuah badan independen yang mengawasi sistem medis negara mengatakan, bahwa praktek pemilihan jenis kelamin anak mendorong perdagangan embrio.

Namun upaya Dewan Medis Thailand untuk menghentikan pemilihan jenis kelamin IVF terkendala sejumlah faktor. Mereka tidak memiliki kekuatan untuk mencegah klinik-klinik menyediakan layanan ini karena tidak ada aturan yang membahas praktek semacam ini di Thailand.

Alasan non-medis

Dalam praktek IVF standar, sel telur perempuan diambil dan dibuahi sebelum dikembalikan ke rahim. Pada pemilihan jenis kelamin IVF, hanya embrio dengan jenis kelamin yang diinginkan yang diimplantasi, sebuah praktek yang dinilai tercela karena mendorong pasangan menentukan hak hidup berdasarkan jenis kelamin.

"Pemilihan jenis kelamin untuk alasan non-medis tidak dianjurkan, tapi ini tidak dilarang di Amerika Serikat," demikian tertulis pada situs Asosiasi Medis Amerika.

Bisnis ini diperkirakan bernilai sekitar 150 juta Dolar pada tahun 2013, menurut seorang agen Hong Kong yang mengatur paket pemilihan jenis kelamin. Permintaan meningkat sekitar 20 persen per tahun, ungkap seorang penyedia jasa di Thailand.

Bisnis besar

Thailand kini mempunyai 44 klinik IVF, dengan tujuh fasilitas diantaranya baru dibuka tahun lalu dan ada dua atau tiga aplikasi yang masuk untuk klinik baru setiap bulan.

Negara Asia Tenggara ini telah menjadi tujuan pasangan Cina yang tidak mau mengambil risiko dengan jenis kelamin bayi. Mereka bersedia membayar hingga 30.000 Dolar untuk paket-paket yang mencakup siklus perawatan selama 2-3 minggu.

Alfred Siu Wing-fung, seorang agen Hong Kong yang menjajakan paket pemilihan jenis kelamin bagi 200 pasangan Cina setiap tahun, mengatakan bahwa bisnisnya tidak hanya menarik orang kaya, tapi juga warga pedesaan.

Tergantung pilihan

Siu memperkirakan ada sekitar 10.000 siklus pemilihan jenis kelamin di Thailand per tahun, dengan rata-rata biaya 15.000 Dolar per perawatan. Sementara alat medis dan obat-obatnya masih dimpor, klinik-klinik kebanyakan diawaki dokter dan suster Thailand yang dilatih di luar negeri.

Ia menawarkan dua paket: 280.000 Baht atau 8.700 Dolar untuk layanan mendasar termasuk penerbangan dan akomodasi, serta 900.000 Baht atau 27.800 Dolar untuk perawatan VIP, termasuk pengasuh anak dan katering.

Kembali ke Hong Kong, sang ibu yang kini berusia 28 tahun dengan seorang bayi lelaki sehat berusia 18 bulan, sedang merencanakan anak ketiganya. Kemungkinan besar ia tidak akan kembali ke Bangkok.

"Saya rasa yang ketiga alamiah saja," ujarnya.

cp/ml (rtr, ap)