1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Melindungi Taman Nasional Wattenmeer

8 Desember 2010

Wattenmeer Taman Nasional di Pesisir Laut Utara berlumpur berdiri sejak 25 tahun. Taman suaka nasional ini menjadi contoh program perlindungan alam di Eropa.

https://p.dw.com/p/QTGg
Wattenmeer

Taman nasional laut berlumpur yang dikenal dengan sebutan Wattenmeer di negara bagian Schleswig-Holstein merupakan taman suaka laut terbesar di Eropa. Di kawasan ini anda bisa menemukan anjing laut. Namun kondisi mereka saat ini sungguh menyedihkan. Tidak hanya di Jerman saja tapi juga di Belanda dan Denmark kehidupan anjing-anjing laut terancam. Negara-negara ini membuat suatu proyek untuk melindungi keberadaan mereka. Pada awalnya rencana pembangunan taman nasional ini mengundang banyak kecaman.

Banyak Tentangan Pada Awal Proyek

Taman nasional laut berlumpur Wattenmeer membentang sepanjang pantai Laut Utara dari kota Den Helder di Belanda hingga kota Esbjerg di Denmark. Tempat itu merupakan suaka alam terpenting di Eropa. Pada tanggal 1 Oktober 1985 negara bagian Schlewig-Holstein memulai proyek taman nasional laut berlumpur yang disebut kawasan Wattenmeer. Namun ide berdirinya taman itu bertentangan dengan kemauan warga di belakang bendungan dan warga di pulau-pulau Halligen. Itulah sebabnya menteri pertanian Günther Flessner kala itu memperkenalkan proyek Wattenmeer secara berhati-hati: "Lahan besar ini tercemar. Berbagai flora dan fauna tinggal di kawasan ini sebagai ruang hidupnya. Anda sendiri tahu benar bagaimana kesulitan untuk menanganinya yakni apa yang kami sebut sebagai kepedulian pentingnya kawasan pantai."

Namun terminologi ini menimbulkan banyak kesalahpahaman. Orang-orang merasa akan terisolasi, dibatasi, takut adanya perburuan, penangkapan ikan dan terutama khawatir akan bisnis pariwisata. Mantan perdana menteri Uwe Barschel bersikeras melanjutkan proyek ini dan mendesak para pakar membuat kesepakatan perlindungan kawasan. Namun bagi para pecinta lingkungan upaya pemerintah dalam perlindungan lingkungan kurang.

Bildergalerie englisch: Nationalpark Hamburgisches Wattenmeer
Taman nasional di Schleswig-HolsteinFoto: AP

Perlindungan Bagi Anjing Laut

Akhirnya di tahun 1985 situasi di taman nasional pesisir Laut Utara Wattenmeer lambat laun membaik. Tahun 1990 disepakati perjanjian lintas batas negara untuk perlindungan anjing laut. Ini adalah perjanjian pertama di bawah konvensi Bonn untuk perlindungan spesies hewan yang berpindah-pindah tempat. Sekarang perjanjian antara Jerman, Belanda dan Denmark itu menjadi haluan perjanjian program keanekaragaman hayati multinasional. Penyelamatan anjing laut bukanlah satu-satunya keberhasilan taman nasional ini: "Berdirinya taman nasional pada tahun 1985 adalah hal terbaik bagi Wattenmeer. Jika kami sekarang berdiri diatas bendungan, kami dapat mengamati ketenangan kembali terjadi di kawasan itu. Tidak ada lagi perburuan burung-burung laut, penerbangan rendah pesawat dan juga percobaan militer. Warga setempat dan pelancong gembira karena padang-padang di kawasan pantai menghijau. Ini salah satu keberhasilan taman nasional di 25 tahun terakhir."

Warga Berbalik Mendukung

Saat ini hampir 90 persen warga yang tinggal didekat Wattenmeer, mendukung adanya taman nasional tersebut, dan juga para pelancong melihat sendiri hasilnya. Konstanze Höfling-Hoff dari pelayanan pariwisata di Laut Utara mengatakan: "Setiap tahunnya Laut Utara kawasan Schleswig-Holstein menarik lebih 2 juta pengunjung. Kami tahu dari jajak pendapat dan penghitungan, bahwa lebih dari satu juta pengunjung yang datang kesini juga mengunjungi taman nasional, stasiun perlindungan, kelompok perlindungan alam atau Naturschutzbund, melakukan perjalanan diatas laut berlumpur dan melakukan peninjauan."

BdT Miesmuscheln im Wattenmeer
Biota laut di WattenmeerFoto: AP

Agar alam tidak terdesak aktivitas manusia diadakan kerjasama antara para sukarelawan dengan organisasi perlindungan alam. Organisasi lingkungan WWF memuji proyek ini. Menurut pengamatan WWF keadaan alam dapat terjaga dan kepunahan berbagai flora dan fauna terhentikan. Hans-Ulrich Rösner dari organisasi WWF di Husum juga mengatakan di Laut Utara kondisi alam lebih bersih dan satwa-satwa di lumpur laut menjadi lebih jinak. Tapi kebahagiaan itu bukan tanpa kekhawatiran: "Aib terbesar bagi taman nasional adalah masih dilakukannya penambangan minyak di kawasan di kawasan di selatan taman nasional tersebut. Seperti sebelumnya angsa-angsa di tempat persembunyiannya untuk berganti bulu dan tidak dapat terbang pada musim panas, masih dapat eksis. Seperti sebelumnya penangkapan ikan yang tidak alamiah masih berlangsung intensif. Dan untuk itu masih ada yang harus dilakukan di masa depan."

Taman nasional Wattenmeer menurut organisasi UNESCO masuk dalam daftar warisan budaya dunia. Tapi keberadaan taman suaka ini terancam karena tidak cukup tersedianya dana untuk membayar petugas pengelola taman nasional, minat tenaga sukarela menurun dan perubahan iklim global.

Werner Junge/ Ambar Brasellmann

Editori: Kostermans