1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

China Milch Melamin

19 September 2008

Skandal makanan bayi di Cina belum berakhir. Bahan kimia melamin yang berbahaya ternyata bukan hanya ditemukan dalam susu bubuk tapi juga susu segar.

https://p.dw.com/p/FLJl
Chinese consumers line up with tainted milk formula products to get a refund at a processing plant for Sanlu Group Co. whose milk formula products were found to contain banned substances in Shijiazhuang, northern China's Hebei province, Thursday, Sept. 18, 2008. Chinese police arrested 12 more people Thursday as a fourth death was reported in a scandal involving tainted milk powder that has sickened more than 6,200 babies. (AP Photo/Ng Han Guan)
Antrian konsumen yang menuntut pengembalian ganti rugi di depan pabrik susu Sanlu Group Co di Shijiazhuang.Foto: AP

Di depan RS Anak Shanghai, para orangtua berdesakan sambil menggendong bayi dan anak-anak. Memang antriannya jauh lebih pendek dibanding beberapa hari lalu. Meski begitu para orang tua rata-rata harus menunggu empat jam untuk pemeriksaan USG.

RS itu memiliki bagian khusus dimana tim yang terdiri dari para doketer memeriksa anak-anak tersebut. Pemerintah kota Shanghay menghimbau orangtua yang memiliki anak berusia di bawah tiga tahun untuk memeriksa merk susu apa yang dikonsumsi dan menyediakan layanan periksa gratis di RS setempat.

Karena itu juga Zhao Xin dari provinsi tetangga Zhejiang datang bersama putranya yang berusia 21 bulan. Sejak Desember lalu sang anak mengkonsumsi susu bubuk merk "Sanlu".

Zhao mengatakan, "Anak saya masih sangat kecil. Saya tidak tahu soal susu itu. Kalau tidak ada pemberitaan tentangnya, mungkin kami masih akan terus memberi dia susu itu. Anak saya berteriak-teriak tiap malam kalau popoknya diganti. Kami tidak tahu apa-apa dan mengira itu normal."

Di Shijiazhuang, provinsi Hebei, ratusan orang tua berdemosntrasi Jumat kemarin (19/09) di kantor pusat perusahaan yang memproduksi susu bubuk "Sanlu". Mereka menuntut ganti rugi. Pasangan Zhao dari Zhejiang juga mencoba untuk mendapat kompensasi.

"Suami saya menelpon 20 kali ke sana dan bertengkar dengan orang yang menerima. Mereka bilang, kami bisa saja mengembalikan produk susu yang kami beli. Tapi dimana harus kami cari bon pembelian yang lama. Kami kan tidak menyangka bahwa susu bubuk ini bermasalah. Semua kuitansi ya sudah kami buang", kata Zhao.

Seperti diumumkan Dinas Pengawas Bahan Pangan, Jumat (19/09), bukan hanya susu bubuk tapi juga susu segar yang tercemar melamin.

Dari seluruh produk susu yang diperiksa, sedikitnya 10 diantaranya terbukti mengandung bahan kimia berbahaya tersebut. Yang terkena antara lain produsen susu terbesar di Cina yaitu "Mengniu", "Yili" dan "Bright".

Wang Jing, yang datang ke RS bersama keponakannya yang berusia 17 bulan, kini tak percaya lagi pada produk susu, impor sekalipun.

Wang mengatakan, "Saya pikir, cara pemerintah menangani kasus ini sangat buruk. Ini kan menyangkut anak kecil, yang belum bisa bilang apa-apa jika dia merasa tidak enak. Pengawasan harus dilakukan lebih ketat. Dan bukan setelah terjadi sesuatu. Saya betul-betul marah. Pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk menjamin keamanan bahan pangan."

Di Provinsi Hebei, polisi menangkap 12 orang, Kamis (18/08), yang tersangkut skandal susu bubuk. Enam di antaranya menjual melamin dalam jumlah besar kepada produsen susu.

Sejauh ini Kementrian Kesehatan Cina tidak menambah jumlah anak yang terkena penyakit batu ginjal. Namun pengamat memperkirkan, lambat laun jumlah kasusnya akan bertambah, melebihi angka 6.244 yang diumumkan hari Rabu (17/09).

Sementara itu, Dinas Pengawas Makanan di Hongkong menyerukan pengembalian produk susu, yogurt, es krim dan produk lain dari perusahaan "Yili", yang terbukti mengandung Melamin.

Jaringan supermarket "Park'n'Shop" menyingkirkan semua produk susu dari produsen asal Cina. Sebaliknya, di negeri tirai bambu itu produk-produk tersebut tetap diperdagangkan. (rp)