1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Medvedev Tolak Pemilu Ulang

12 Desember 2011

Presiden Rusia Medvedev telah berjanji untuk mengizinkan pemeriksaan penyimpangan pemilu parlemen, yang digelar 4 Desember 2011. Akan tetapi Medvedev menolak tuntutan oposisi untuk menggelar pemilu ulang.

https://p.dw.com/p/13REx
Dmitri Medwedew (l.) / Wladimir Putin (im Hintergrund) / Russland (Foto: dapd)
Presiden Rusia Dmitri Medvedev dengan latar belakang PM Rusia Vladir PutinFoto: dapd

Berbagai pengamat menyatakan kecurigaan bahwa pemilu parlemen Rusia dimanipulasi untuk keuntungan partai milik pemerintah, Partai Rusia Bersatu. Partai milik Medvedev dan Putin ini menang dengan selisih besar dan meraih suara mayoritas mutlak.

Dugaaan kecurangan hasil pemilu perleman mendorong puluhan ribu orang turun ke jalanan selama akhir pekan lalu. Menurut perkiraan pihak independen, sekitar 80.000 demonstran turun di jalanan kota Moskow. Mereka menuntut digelarnya pemilu ulang dan pengunduran diri Perdana Menteri Vladimir Putin. Demonstrasi juga digelar di St. Petersburg dan sekitar 60 kota lainnya.

Menanggapi aksi demonstrasi terbesar sejak jatuhnya Uni Soviet, melalui Facebook, Medvedev menyatakan, ia tidak mendukung satu pernyataan atau tudingan yang disampaikan para demonstran. Tapi ia telah memberikan instruksi untuk memeriksa hasil laporan dari seluruh tempat pemungutan suara. “Dan warga Rusia berhak untuk mengeskpresikan frustasi mereka dalam batas-batas hukum,“ ditulis Medvedew lebih lanjut.

Penyataan Medvedev di Facebook ini dianggap sebagai satu penghinaan oleh mantan menteri kabinet yang kini merupakan lawan pemerintah Rusia, Boris Nemtsov. „Ini merupakan instruksi yang tidak berharga… yang tidak akan menenangkan siapapun,“ dikatakan Nemtsov kepada radio Echo of Moscow.

Pernyataan Medvedev ini juga mengundang reaksi kemarahan diantara para user Facebook. Lebih dari 10.000 user menulis komentar pada halaman Medvedev, mengkritik pernyataannya sebagai “omong kosong“ dan “menyedihkan“.

Baik Medvedev maupun Putin tidak menampakkan diri di muka umum selama akhir pekan lalu. Tapi lewat juru bicaranya Putin menyatakan, bahwa Kremlin “menghormati pandangan para demonstran“ dan “mendengar apa yang dikatakan mereka“.

Yuniman Farid/dpa/ap/afpp Editor: Hendra Pasuhuk