1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210909 Medwedjew Nahost

22 September 2009

PM Israel Netanjahu sempat berkunjung ke Moskow untuk mendesak Rusia membatalkan penjualan senjata ke Iran. Kini menjelang sidang umum PBB, Presiden Rusia Medvedev memperingatkan Israel agar tidak menyerang Iran

https://p.dw.com/p/JlyY
Presiden Rusia Dimitri MedvedevFoto: picture-alliance/ dpa

Spekulasi mengenai kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanjahu ke Moskow bertiup sepanjang minggu. Mengapa dirahasiakan dan apakah yang dibicarakan? Mungkinkah ada hubungannya dengan pengiriman senjata ke Iran, yang diduga mungkin terkait dengan penculikan kapal muatan Arctic Sea, Juli yang lalu ?

Akhirnya, Presiden Rusia Dimitri Medvedev dalam pembicaraan dengan media AS, CNN menjawab pertanyaan itu. Ternyata betul, Perdana Menteri Israel itu telah menemuinya awal bulan ini untuk membicarakan masalah keamanan. Termasuk rencana bisnis senjata Rusia dengan Iran.

Sesuai kontrak antara kedua negara itu, pemerintahan di Teheran tengah menunggu kiriman rudal penangkal jenis S-300 dari Rusia. Disebutkan, pasokan rudal itu dibutuhkan untuk melindungi instalasi nuklir Iran.

Sesuai Hukum Internasional

Pesanan senjata itu belum dipenuhi, demikian resminya. Karenanya, Israel dan Amerika Serikat berusaha membujuk Rusia untuk membatalkannya. Presiden Medvedev hingga saat ini belum menyampaikan keputusannya.

Namun ditegaskannya, bisnis senjata Rusia hanya berjalan sesuai hukum internasional. "Tugas kami bukan untuk memperkuat Iran dan melemahkan Israel, ataupun sebaliknya. Kami harus lebih memperhatikan stabilitas situasi di Timur Tengah. Inilah tugas kami."

Presiden Medvedev berbicara lebih tegas mengenai kemungkinan Israel melancarkan serangan terhadap Iran. Ia katakan, Israel belum pernah menutup kemungkinan menyerang terhadap instalasi nuklir Iran.

Sebaliknya Israel pernah menyatakan, dalam situasi darurat siap melancarkan serangan udara guna mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Medvedev memperingatkan Israel agar tidak mengamil langkah ini.

Iran Wajib Bekerjasama dengan IAEA

"Itu adalah kejadian yang terburuk, yang bisa dibayangkan. Dampaknya itu adalah bencana kemanusiaan yang tak terkirakan, pengungsian, dan keinginan Iran untuk membalas dendam. Dan bukan saja terhadap Israel, melainkan juga terhadap negara lain. Sama sekali tak ada gambaran menyeluruh mengenai perkembangan di kawasan itu. Saya kira, peristiwa semacam itu tak ada bandingannya. Karena itu, situasinya perlu diamati dengan sangat teliti, sebelum mengambil keputusan untuk menyerang.“

Presiden Medvedev menambahkan, bahwa koleganya Presiden Israel Shimon Peres telah menjamin, bahwa saat ini tidak ada rencana untuk melakukan serangan militer terhadap Iran. Dikatakannya juga, ia percaya Israel akan memegang janji.

Selain itu, Medvedev menuntut Teheran untuk bekerjasama dengan Badan Energi Atom Internasional, IAEA. Ia tegaskan, ini bukanlah sebuah opsi, melainkan kewajiban Iran. Program nuklir Iran yang kontroversial diperkirakan akan dibahas secara khusus hari Kamis dalam Sidang Umum PBB. Saat ini, AS memimpin Dewan Keamanan PBB. Washington menuntut agar Moskow menjatuhkan sanksi yang berat pada Iran. Sampai kini Rusia menolak.

Stephan Laack/Edith Koesoemawiria

Editor: Rizki Nugraha