1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mediator Afghanistan-Taliban Terbunuh dalam Serangan Bom

20 September 2011

Mantan Presiden Afghanistan Burhanuddin Rabbani, ketua jururunding pemerintah yang menjembatani kontak dengan pemberontak Taliban, terbunuh hari Selasa (20/09) dalam serangan bom bunuh diri.

https://p.dw.com/p/12dCo
Burhanuddin Rabbani (Foto:S. SABAWOON/EPA)
Burhanuddin RabbaniFoto: picture alliance / dpa

Presiden AS Barack Obama mengutuk keras pembunuhan Rabbani. Obama juga menyatakan serangan itu tidak akan membuat gentar Amerika Serikat dalam misinya di Afghanistan.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai yang berada di New York langsung mempersingkat kunjungannya di Amerika Serikat terkait serangan itu. Sebelum berbicara dengan Obama di Majelis Umum PBB, Karzai menyatakan bahwa kematian Rabbani tidak akan menghalangi perjuangan Afghanistan demi mencapai perdamaian.

Taliban Mengaku Bertanggung Jawab

Polisi dan aparat keamanan bergegas ke lokasi kejadian. Burhanuddin Rabbani terbunuh di rumahnya di Kabul, Selasa (20/09).(Foto:Ahmad Jamshid/AP/dapd)
Polisi dan aparat keamanan bergegas ke lokasi kejadian. Burhanuddin Rabbani terbunuh di rumahnya di Kabul, Selasa (20/09).Foto: dapd

Selasa malam waktu setempat (20/09), pelaku serangan yang mengenakan turban memasuki rumah Rabbani di Kabul, ibukota Afghanistan, dan kemudian meledakkan dirinya, demikian disampaikan Mohammad Zahir, kepala penyelidikan kriminal kepolisian kota itu. Rumah Rabbani berada di kawasan pejabat diplomatik yang dijaga ketat.

Sumber dari kalangan kepolisian menyebutkan bahwa Masoom Stanekzai, penasihat senior Presiden Karzai, mengalami cedera berat akibat serangan itu.

Jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid mengaku kelompoknya bertanggung jawab atas serangan terhadap Rabbani. "Ya, kami yang melancarkan serangan terhadap Rabbani dan akan ada penjelasan mengenainya," ujarnya kepada Reuters.

Kematian Rabbani Dikhawatirkan Hambat Perdamaian di Afghanistan

Prajurit Afghanistan ketika berusaha menghentikan serangan Taliban di Kabul, Selasa (13/09).(Foto: Alvaro Moro/dpa)
Prajurit Afghanistan ketika berusaha menghentikan serangan Taliban di Kabul, Selasa (13/09).Foto: dapd

Burhanuddin Rabbani memimpin Dewan Perdamaian Tinggi bentukan pemerintah Afghanistan. Lembaga tersebut bertugas menemukan solusi politis bagi perang berkepanjangan di negara itu. Namun sejak dibentuk tahun lalu, lembaga tersebut tidak mencapai kemajuan berarti.

Rabbani menjabat sebagai presiden Afghanistan periode 1992-1996 sebelum kekuasaan Taliban dan presiden sementara tahun 2001 sebelum digantikan oleh Hamid Karzai.

Setelah digulingkan Taliban pada tahun 1996, Rabbani menjadi pemimpin politik Aliansi Utara. Organisasi yang sebagian besar anggotanya dari masyarakat suku Tajik dan Uzbek berjuang melawan Taliban.  Rabbani sendiri berasal dari suku Tajik.

Sejak diangkat menjadi ketua Dewan Perdamaian Tinggi bulan Oktober tahun lalu, Rabbani berencana menawarkan pengampunan dan pekerjaan bagi mantan anggota Taliban. Selain itu Rabbani juga berencana menawarkan para mantan pemimpin Taliban untuk bisa mencari suaka politik di negara ketiga.

Kematian Rabbani meredupkan harapan dalam memulai perundingan damai dengan Taliban. Seorang diplomat tinggi di Kabul berkomentar bahwa kematian Rabbani akan menghalangi upaya politis pemerintahan Karzai dalam mengakhiri perang saudara di Afghanistan. Kepada kantor berita Reuters, diplomat tersebut menuturkan, serangan itu menegaskan bahwa pemerintah Afghanistan tidak mampu melindungi politisi pentingnya.

Kematian Rabbani dikhawatirkan juga akan menyebabkan perpecahan dalam tubuh Aliansi Utara. Saat ini beberapa anggotanya menuding Presiden Hamid Karzai bersekongkol dengan Taliban.

Hanya 2000 Eks Taliban yang Berhasil Direhabilitasi

Ehemalige Taliban haben sich in Kandahar gestellt. Einer der ehemaligen Taliban wurde in Kandahar zum Vorsitzenden des Referats für religiöse Angelegenheiten und Pilgerfahrten gemacht. Mantan anggota Taliban yang menyerahkan diri di Kandahar, Agustus 2011.
Mantan anggota Taliban yang menyerahkan diri di Kandahar, Agustus 2011.Foto: DW

Penasihat Karzai yang terluka dalam serangan di Kabul, Mohammad Masoom Stanekzai, adalah pemimpin Program Perdamaian dan Reintegrasi Afghanistan. Program yang didanai pemerintah AS dan koalisi internasional itu merehabilitasi mantan anggota Taliban kelas rendah dan menengah kembali ke masyarakat Afghan.

Program tersebut hingga saat ini hanya berhasil merehabilitasi 2000 dari sekitar 25 ribu hingga 40 ribu anggota pemberontak di Afghanistan. Program itu merupakan separuh rekonsiliasi yang bertujuan menjembatani kesepakatan damai dengan pimpinan Taliban.

Luky Setyarini/rtr/ap

Editor: Carissa Paramita