1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mediasi Gagal, Darah Membayang di Mesir

8 Agustus 2013

Upaya negara barat dan Arab memediasi kebuntuan politik telah gagal, demikian kata presiden sementara Mesir, sambil memberi sinyal tindakan keras kepada kelompok Islamis yang dikhawatirkan berujung pembantaian.

https://p.dw.com/p/19LTo
Foto: Reuters

Pernyataan itu disampaikan beberapa jam setelah wakil Menteri Luar Negeri Amerika William Burns meninggalkan Kairo, dan tak bisa menemukan kompromi antara militer dan pemerintahan bentukannya serta para pendukung presiden terguling dari kelompok Islamis, Mohamed Mursi.

“Fase upaya diplomatik telah berakhir hari ini,“ demikian pernyataan kantor kepresidenen sementara, mengacu kepada mediasi yang dilakukan Burns dan utusan Uni Eropa Bernardino Leon, yang merupakan salah satu diplomat yang datang ke Kairo untuk membantu mencari jalan tengah.

Misi yang gagal

“Upaya-upaya ini tidak mencapai hasil yang diharapkan,“ tambah pernyataan tersebut.

Pernyataan ini diyakini sebagai sinyal bahwa pemerintah kini akan bisa bergerak melawan aksi duduk para pendukung Mursi.

Presiden sementara Mesir mengatakan “Ikhwanul Muslimin bertanggung jawab penuh atas kegagalan ini, serta atas berbagai peristiwa dan perkembangan yang merupakan konsekuensi terkait pelangaran hukum dan membahayakan keselamatan publik.”

Lebih dari 250 orang terbunuh dalam bentrokan sejak Mursi terguling oleh militer 3 Juli lalu, menuyusul aksi massa besar-besaran menuntut pengunduran diri presiden.

Pemerintah telah menugaskan polisi untuk mengakhiri aksi duduk dan protes yang dilakukan kelompok Islamis, yang digambarkan sebagai sebuah “ancaman nasional,” namun mereka menahan diri terkait upaya diplomatik intensif yang dilakukan untuk menemukan sebuah resolusi damai.

Seorang pejabat bandara mengatakan, Burns berada di Kairo sejak Jumat pekan lalu, dan meninggalkan Kairo pada Selasa malam waktu setempat setelah berhari-hari menggelar pembicaraan dengan penguasa sementara dan kelompok Ikhwanul Muslimin yang mendukung Mursi.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon kembali menyerukan pembebasan Mursi, yang secara resmi ditahan militer di tempat yang dirahasiakan. Pernyataan ini menambah tekanan sebelumnya yang dilakukan negara-negara barat yang juga mendesak militer untuk segera membebaskan presiden terguling itu.

Desakan Sekjen PBB kembali disampaikan selama percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Nabil Fahmi.

Mesir kecam tekanan internasional

Pemerintah Mesir yang menghadapi tekanan dari dalam negeri yang intensif untuk menindak para pendukung Mursi, mengecam apa yang mereka sebut sebagai tekanan internasional yang berlebihan.

“Tekanan asing telah melampaui norma-norma internasional,“ demikian dikatakan kantor berita milik pemerintah Mesir MENA, mengutip pernyataan juru bicara presiden Ahmed al-Muslimani.

Pernyataan ini muncul bersamaan dengan munculnya kemarahan para pendukung pemerintah Mesir atas pernyataan Senator Amerika John McCain dan Lindsey Graham dalam sebuah konferensi pers di Kairo, yang menggambarkan pelengseran Mursi sebagai sebuah “kudeta”.

“Orang-orang yang kini berkuasa tidak dipilih, dan orang.orang yang terpilih kini berada di penjara,” kata Graham.

Para utusan barat telah menekan Ikwanul Muslimin untuk mengakhiri aksi duduk, demikian menurut sumber dari kalangan Islamis yang ikut dalam pembicaraan.

Para diplomat itu juga menuntut pemerintah agar membebaskan para pemimpin Islamis yang dipenjara, sebagai tolok ukur membangun rasa saling percaya diantara dua kubu yang bertikai.

ab/hp (afp,rtr,ap)