1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Media: Rakyat Harus Bantu Pansel KPK

7 Juli 2015

Media-media di Indonesia sepakat mengajak masyarakat ikut terlibat menyeleksi calon pimpinan KPK. Tanpa masukan tersebut sulit menemukan pribadi yang berkomitmen pada pemberantasan korupsi.

https://p.dw.com/p/1FtzC
Zeitungen in Indonesien
Foto: picture-alliance/ dpa

Harian Tempo mengajak masyarakat ikut menyeleksi calon pimpinan KPK yang lolos penjaringan adiministratif. Memanfaatkan laporan publik untuk "menyortir" calon adalah salah satu terobosan oleh panitia seleksi.

"Berbekal tanggapan dan bukti-bukti dari masyarakat tersebut, Panitia Seleksi harus berani menentukan sikap: mencoret nama-nama calon yang rekam jejaknya jelek. Panitia tak perlu ragu "menyortir", meminggirkan mereka yang memang tak pantas duduk sebagai pimpinan KPK. Termasuk jika calon berlatar belakang polisi atau jaksa

Kita tahu KPK kini bisa disebut dalam kondisi "kritis". Sejumlah gempuran diarahkan ke lembaga ini untuk membuatnya ompong dan tak berdaya. Tapi, jika kita bersikap optimistis, kendati di antara mereka yang mendaftar itu tak terdapat banyak nama terkenal, kecuali antara lain Jimly Asshiddiqie dan Johan Budi S.P, tetap ada figur-figur yang memiliki integritas tinggi. Kita berharap Panitia Seleksi bisa menemukan 'mutiara-mutiara itu', mereka yang akan memimpin lembaga penting ini."

Senada dengan Tempo, Jakarta Post juga menyambut upaya pansel KPK melibatkan publik. Menurut media berbahasa Inggris ini, masyarakat punya kewajiban moral buat membantu pansel menyeleksi capim KPK.

"Keragaman kandidat yang lolos dari seleksi tahap pertama memberikan kita secercah harapan, bahwa pemimpin KPK nantinya bisa membangun tim yang kuat untuk memenangkan perang melawan korupsi. Kami pula bisa berharap 'generasi' keempat KPK akan mengangkat lembaga ini dari krisis kepercayaan setelah konflik dengan kepolisian.

Tapi kompetensi dan kecerdasan semata tidak akan cukup dalam perang melawan korupsi yang mengakar. Integritas adalah bumbu penting lain buat menciptakan pejuang anti korupsi yang tangguh. Panitia seleksi mungkin akan kesulitan mengukur integritas kandidat. Sebab itu mereka meminta keterlibatan publik.

Masyarakat punya tanggungjawab moral untuk membantu pansel menelusuri komitmen kandidat terhadap perang melawan korupsi, jika mereka ingin memiliki figur yang kredibel di pucuk pimpinan KPK."


Adapun harian Sindo mewanti-wanti bahaya calon titipan yang cuma akan mengabdi kepada kelompok tertentu. Di sinilah masyarakat bisa berperan. Harian milik grup MNC itu juga meyakini anggota pansel yang kebanyakan perempuan akan menghasilkan model pendekatan baru yang berbeda.

"Latar belakang para pelamar harus dilaporkan ke publik untuk menutup celah para makelar atau mafia untuk mengooptasi salah satu atau beberapa calon yang potensial menjadi pimpinan KPK. Bukan rahasia lagi jika orang-orang yang lolos seleksi calon pimpinan KPK akan diincar, dilobi, dimodali dengan imingiming yang menggiurkan dengan maksud-maksud tertentu.

Para pelobi ulung ini berharap ketika terpilih nanti calon pimpinan KPK ini tahu balas budi. Ketika sudah masuk ke jebakan ini, jangan harap pimpinan KPK bisa bekerja cepat penuh integritas. Karena ada beban berat di pundak dalam menyelidiki dan menyidik suatu perkara. Dari sisi itulah semua pihak harus waspada. Pansel Capim KPK yang semua diambil dari kaum perempuan seharusnya memiliki pendekatan khas yang berbeda dari pansel tahun sebelumnya."

rzn/vlz