1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pegiat Iklim Waspadai Terpilihnya Sekjen OECD Baru

1 Juni 2021

Terpilihnya bekas menteri keuangan Australia itu dirayakan sebagai kemenangan diplomatik bagi Canberra. Tapi organisasi lingkungan meratapi rekam jejak Cormann dalam isu iklim dan lingkungan. Siapa dia?

https://p.dw.com/p/3uHEX
Sekretaris Jendral OECD, Mathias Cormann
Sekretaris Jendral OECD, Mathias CormannFoto: Sam Mooy/Getty Images

Selama tujuh tahun Mathias Cormann menahkodai perekonomian Australia, sebelum undur diri pada akhir 2020. Kini politisi konservatif itu terpilih sebagai sekretaris jendral baru Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). 

"Anda bisa bertaruh saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai masa depan yang lebih baik, bersama-sama,” kata dia dalam upacara serah terima jabatan di kantor pusat OECD di Paris, Prancis, seperti dilansir dari keterangan pers. 

Cormann yang bermigrasi dari Jerman ke Australia, menggantikan Angel Gurria yang pensiun setelah 15 tahun di jabatan. Dia mengalahkan Komisioner Dagang Uni Eropa, Cecilia Malmstorm, dari Swedia.

OECD yang beranggotakan 37 negara kaya bertugas layaknya sebuah wadah pemikir bagi isu ekonomi dan politik. Organisasi ini membuat laporan, atau rekomendasi bagi pemerintah, serta mengawasi kinerja lingkungan semua negara anggota. 

Di bawah Gurria, OECD menjadi instrumen utama dalam memantau perubahan iklim, dan ikut mengembangkan standar lingkungan paling ketat di dunia. Belum jelas apakah Cormann akan berkomitmen melanjutkan kebijakan pendahulunya itu.

Rekam jejak lingkungan

Di bawah pemerintahan konservatif, Australia banyak mengekspor batu bara ke luar negeri.
Di bawah pemerintahan konservatif, Australia banyak mengekspor batu bara ke luar negeri.

Cormann bersikeras dia pun menginginkan sasaran iklim terpenuhi, meski tidak dengan cara yang sama seperti yang dituntut organisasi lingkungan. 

Maret silam, sejumlah organisasi lingkungan internasional mengirimkan surat terbuka kepada negara anggota yang mengritik pencalonan Cormann. 

Selama menjabat menkeu, dia tidak hanya membatalkan skema perdagangan karbon di dalam negeri, tetap juga dianggap gagal memenuhi sasaran nol emisi, serta mempertahankan subsidi bahan bakar fossil, tulis mereka dalam surat tersebut.

Di masa jabatannya, pemerintah Australia "berulangkali gagal mengambil langkah efektif untuk menurunkan emisi di dalam negeri, dan secara konsisten memblokir upaya iklim di forum-forum internasional.”

Ironisnya, tahun lalu Cormann mendapat rapor merah dari organisasi yang sekarang dia pimpin. Dalam laporan OECD tentang kinerja iklim, Australia dicatat sebagai negara industri dengan tingkat intensitas carbon paling tinggi, dan akan gagal memenuhi target emisinya pada 2030 tanpa perubahan besar.

Termasuk langkah yang harus diambil pemerintah adalah "menyusun harga carbon dengan lebih efektif.”

"Kami tidak punya banyak harapan pada kemampuan Cormann memastikan OECD sebagai pemimpin dalam menanggulangi krisis iklim, ketika dia punya jejak rekam yang buruk dalam isu ini,” kata Jennifer Morgan, Direktur Eksekutif Greenpeace International.

Hal senada diungkapkan Saleem Huq, Direktur Pusat Iklim dan Perkembangan di Bangladesh. Menurutnya "pemilihan seorang skeptis iklim dari Australia sangat mengecewakan dan mengurangi kredibilias OECD di mata negara berkembang.”

rzn/hp (rtr, afp, guardian)

Eksistensi Kangguru Australia Terancam