Makin Banyak Produk Berbahaya di Eropa
19 Mei 2013Alat elektronik yang bisa membuat orang tersengat listrik, T Shirt dengan zat kimia beracun, mainan yang bisa membuat anak tercekik. Daftar panjang dan mengerikan produk-produk berbahaya yang dilaporkan negara anggota Uni Eropa pada sistem peringatan dini konsumen Eropa, Rapex. Jika sebuah badan berwenang nasional mengeluarkan peringatan, produk itu juga bisa ditarik dari seluruh Uni Eropa. Juga negara-negara non Uni Eropa seperti Norwegia, Islandia dan Liechtenstein ikut dalam sistem Rapex yang diluncurkan tahun 2004. Ini menyangkut pengkajian semua produk, terkecuali obat-obatan dan bahan pangan yang sudah ada sistem khusus peringatan dininya.
Laporan tahunan Rapex untuk 2012 terutama amat buruk. Hampir 2300 produk harus ditarik dari peredaran, ini kenaikan lebih dari 20 persen dibanding 2011. Angka tiap tahun memang naik. Tapi menurut Komisaris urusan Konsumen UE Tonio Borg, itu juga bisa dilihat sebagai pertanda positif karena berarti, negara-negara anggota lebih sering dan lebih tajam melakukan pengkajian dibanding dulu. Barang-barangnya bukan harus berarti lebih buruk.
Hampir separuh produk berbahaya berasal dari Cina, bahkan untuk mainan tingkatnya lebih dari 90 persen. Namun menurut Borg itu tidak berarti, "bahwa Cina tidak menanggapi serius aturan-aturan keamanan. Jumlah itu terbentuk dari kemungkinan besar." Karena Eropa begitu banyak mengimpor dari Cina, negara itu juga harus menerima banyak keberatan terkait bahaya keamanan. Mirip seperti Jerman. Dalam keberatan untuk barang-barang dari negara-negara Uni Eropa, Jerman berada pada posisi teratas, terutama karena Jerman memproduksi sedemikian banyak.
"Tidak Menahan Diri Secara Politis"
Komisaris Borg juga membela diri terutama terhadap tuduhan, Komisi Eropa terlalu lunak menyikapi negara-negara seperti Cina untuk tidak membahayakan hubungan dagang yang baik. "Dalam masalah keamanan tidak ada sikap menahan diri secara politis." Justru pihak berwenang Cina bekerja sama dalam masalah keberatan keamanan semacam ini amat erat dengan komisi dan mencoba berkaitan dengan kepentingan dagangnya menciptakan bantuan untuk mengatasi masalah itu, dikatakan Borg.
Tapi bila asal negara sebuah produk tidak jelas, Uni Eropa juga tidak dapat mendekati produsen. Dan ini meliputi hampir 11 persen produk-produk berbahaya. Di sini Komisi Perlindungan Konsumen Eropa melihat perlunya peningkatan dan sedang mengusulkan kewajiban pencatuman negara asal produk. Jika negara-negara anggota dan Parlemen Eropa menyetujui usulan ini, "di masa depan semua barang yang dijual di Uni Eropa, akan dicantumkan asal negaranya terlepas apakah produk itu diproduksi di dalam atau di luar Uni Eropa," demikian Borg.