1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mafia Mulai Rambah Bisnis Pembalakan Liar

27 September 2012

Kejahatan terorganisir kini menjadi pemain besar dalam praktek penebangan liar, yang diperkirakan jumlahnya mencapai 30 persen dari semua kayu yang diperdagangkan dunia.

https://p.dw.com/p/16Gc6
Foto: AP

Sekitar pertengahan tahun 2000 beberapa negara tropis melaporkan terjadinya penurunan praktek pembalakan liar, meski mereka menyebut bahwa itu mungkin sekedar fatamorgana.

Faktanya, para kriminal mencuci uang kejahatan mereka ke dalam bisnis penanaman pohon. Mereka menggunakan perusahaan ini sebagai alasan untuk masuk ke dalam hutan dan menjarah pohon yang kemudian mereka klaim sebagai kayu dari sumber berkelanjutan.

“Dalam banyak kasus, menyusul tindakan hukum keras terhadap pembalak liar selama lima tahun terakhir, volume kayu yang berasal dari perkebunan 'palsu' para penjahat yang melakukan operasi pencucian atas praktek penebangan liar, naik tiga kali lipat,“ demikian isi laporan berjudul “Karbon Hijau: Perdagangan Gelap“ yang ditulis oleh Program Lingkungan PBB UNEP bekerjasama dengan Interpol.

Sepertiga Kayu Dunia Ilegal

Antara 50 sampai 90 persen penebangan hutan di daerah aliran sungai Amazon, Afrika Tengah dan Asia Tenggara adalah ilegal, meski tidak semuanya dilakukan oleh kejahatan terorganisir.

Secara global, penebangan liar itu bernilai antara 30 hingga 100 milyar euro setiap tahunnya, atau antara 10 hingga 30 persen dari seluruh transaksi kayu dunia.

Laporan itu mengutip laporan yang menyebut bahwa sekitar 3 ribu perusahaan di Brazil kini sedang dalam penyelidikan atas dugaan ekspor dan pembuatan praktek sertifikat kayu ramah lingkungan palsu.

“Di Indonesia, jumlah kayu yang diduga dihasilkan melalui praktek seperti itu naik dari 3,7 juta meter kubik pada tahun 2000 menjadi lebih dari 22 juta meter kubik pada tahun 2008,“ demikian menurut laporan tersebut.

Kerusakan Besar

Yang menjadi korban dari meningkatnya pembalakan liar adalah penduduk di sekitar hutan karena mereka harus menghadapi meningkatnya ancaman kekerasan dari para pembalak, selain tentu saja keanekaragaman hayati semakin terancam dan pemanasan global.

Deforestasi menyumbang 17 persen dari seluruh emisi karbon yang dibuat manusia dan 50 persen lebih besar dari kombinasi jejak karbon yang dihasilkan kapal, penerbangan dan transportasi darat.

Laporan itu menyerukan pentingnya upaya yang lebih besar dari kepolisian untuk melawan sindikat, penggelapan pajak, korupsi dan pencucian atas praktek pembalakan liar. Mereka juga menyarankan perlunya rating independen dari perusahaan untuk mencegah investor mendanai praktek penebangan liar.

afp (AB)