1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

250511 Arabische Luxustouristen München

29 Juni 2011

Musim panas di München. Ini artinya bukan hanya musim untuk minum bir di cafe-cafe taman kota, tapi juga musim turis. Banyak di antara para turis ini datang dari negara-negara Arab.

https://p.dw.com/p/11lWx
DW/Hörmann MAi 2011
Wisatawan asal negara Arab saat tiba di MünchenFoto: DW

Di pusat kota München, pemandangan kaum perempuan bercadar hitam beserta para lelaki berjalabah putih menciptakan kontras dibanding pengunjung butik-butik eksklusif asal Eropa. Dan tampak jelas, bahwa para tamu Arab ini disambut dengan tangan terbuka.

Kawasan stasiun kereta München. Sebuah apartemen-hotel atau aparhotel bernama Arabest, yang lobbynya berdinding kaca dan berlantai marmor, menawarkan 57 apartemen lengkap. Pada dindingnya tergantung foto, seorang lelaki Arab berkaftan yang berdiri di sebelah Kanselir Jerman Angela Merkel.

Di foto itu, kanselir Jerman berpakaian serba hitam. Eid Hafez yang menunjukkan foto itu, mengatakan, "Yang berselempang emas itu Syeik Khalifa. Ia adalah penguasa Uni Emirat Arab dan tengah berpose dengan Ibu Merkel, Kanselir Jerman. Saya kira foto itu dibuat di Abu Dhabi, di istana raja."

Arabische Gäste München
Eid HafezFoto: DW

Eid Hafez yang berkulit gelap dan rambut keriting mengenakan jaket berwarna kuning tua. Ia biasanya mengurusi tamu-tamu Arab yang tengah berkunjung ke München. Bagi dia dan banyak orang Arab lainnya, ungkapan "Made in Germany" tak hanya melambangkan produk yang terjamin dan aman, tapi juga produk yang membumi.

Terkait para turis Arab, ini juga berarti bahwa ruang pribadi para tamu harus bisa dilindungi. Banyak tamu Arab yang tak ingin dikenal.

Tahun 2010, München merupakan tujuan favorit bagi ratusan ribu turis Arab yang datang ke Jerman. Menurut Kantor Pariwisata Bayern, ada kenaikan 40 persen pendatang dibandingkan tahun sebelumnya. Trend ini terus meningkat. Di musim panas, turis yang datang cenderung ingin menikmati suasana kota. Sedangkan di musim dingin, banyak turis kesehatan yang datang, mencari pengobatan untuk penyakit yang diidapnya.

DW/Hörmann Mai 2011
Arabest Appartement Hotel di kawasan stasiun kereta api MünchenFoto: DW

Konsultan belanja berbahasa Arab mengiringi para tamu keluar masuk butik-butik mewah di jalan Maximilian, penerjemah turut masuk menemui dokter, pada menu hotel-hotel berbintang lima, tercatat selusin jenis kurma yang eksotis. München berusaha melayani kebutuhan para tamu-tamu dari Arab.

Hijau asri, ketimbang kuning-kering yang penuh pasir. Paradise Bavaria atau Surga Bayern, begitu deskripsi kawasan sekitar München dalam majalah papan atas “Arab Traveler”. Dicetak dalam Bahasa Arab dengan susunan huruf dari kanan ke kiri, terdapat keterangan budaya dan tradisi, tips dan trend terbaru di Bayern di dalamnya.

Pada halaman-halamannya tersisip deretan iklan jam tangan berhias batu permata serta hotel-hotel yang memanjakan tamu dengan layanan program wellness. Menurut penerbitnya, Christian Wiedemer, majalah “Arab Traveler“ adalah pemandu pariwisata dengan aspek lifestyle mewah yang pekat. Produk-produk mahal Bayern menyambut dompet tebal para turis Arab.

Andi Hörmann/Edith Koesoemawiria

Editor: Hendra Pasuhuk