1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

270111 Libanon Hisbollah

27 Januari 2011

Sepanjang jalan tol di Beirut masih nampak beka demonstrasi. Setelah Saad al-Hariri digulingkan, pengikutnya warga Sunni sempat memblokir jalur itu. Namun kini, situasi di kota Saida dan Beirut kembali normal.

https://p.dw.com/p/105xG
Saad Hariri (kanan) menerima perdana menteri terpilih Najib Mikati di kediamannya di Beirut, Rabu (26/01)Foto: AP

Militer dikerahkan untuk menjaga keamanan. Kehidupan keseharian di Libanon diwarnai perpecahan antara kaum Syiah, Sunni dan Kristen. Warga Libanon cenderung percaya pada mitra luar negeri dan memihak pada struktur klan serta agama ketimbang partai politik.

Warga Libanon semakin frustrasi, pasrah dan curiga serta geram seperti yang terlihat dalam aksi demonstrasi beberapa waktu ini. Namun sebagian besar masyarakat Libanon sesungguhnya tidak menyesali kenyataan bahwa Saad Hariri digulingkan. Karena selama berkuasa, pengusaha kaya raya itu terbukti kurang mahir di panggung politik.

Sementara itu, kalangan lain bergembira. Kelompok Hisbullah yang sejak dulu sudah militan, kini merupakan kubu politik terkuat. Harian As-Safir menulis, bahwa Libanon meraih sebuah era politik baru. Di kantor berita Hisbullah, mereka tetap menyambut wartawan lain dengan baik. Akan tetapi, secara halus mengusir wartawan sambil menjelaskan, mereka tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait rencana pembentukan pemerintahan baru. Ketika ditanya mengapa, jawabannya adalah begitulah keputusannya.

Bagaimana masa depan perdana menteri baru, Najib Mikati, yang didukung oleh Hisbullah? Pengamat politik Kamal Wazne mengatakan, "Kandidat Hisbullah, Najib Mikati,, menegaskan, ia akan mendukung gerakan perlawanan. Artinya, jika tribunal PBB mengeluarkan dakwaan, pemerintahannya akan menampik semua tuduhan Amerika Serikat dan masyarakat internasional. Dengan pernyataannya akan melakukan perlawanan, Mikati mendapat dukungan penuh dari Hisbullah."

Padahal sebelumnya Mikati menegaskan, tidak hanya mewakili kelompok Hisbullah, akan tetapi sebagai pemimpin pemerintah akan mewakili seluruh rakyat Libanon. Yang dimaksud dengan perlawanan adalah menentang Israel. Dan hal ini didukung oleh hampir setiap warga Libanon.

Terkait soal tribunal PBB yang akan mengusut kasus pembunuhan terhadap ayah Saad al-Hariri, Rafiq Hariri, Hisbullah kuatir, anggotanya akan dituduh sebagai tersangka pelaku pembunuhan. Karena itu, Hisbullah menyebut insiden pembunuhan tersebut sebagai hasil rekayasa Israel dan Amerika Serikat. Ayah Saad Hariri, Rafiq Hariri tewas akibat ledakan bom di Beirut.

Terpilihnya Mikati sebagai perdana menteri Libanon berlangsung secara demokratis. Di parlemen, Mikati berhasil meraih suara lebih banyak daripada Hariri. Dan hal ini sulit diterima oleh pengikut Hariri. Namun Hariri tetap dapat mengambil bagian dalam pemerintahan baru nanti.

Ulrich Leidholdt/Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk