1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Legenda Harta Karun Nibelung

Marie Todeskino11 Oktober 2013

Gerobak penuh emas. Harta karun di sungai Rhein. Naga dan pahlawan. Seberapa jauh kebenaran epos raja-raja das Nibelungenlied?

https://p.dw.com/p/19yAG
Foto: Wikipedia/gemeinfrei

144 gerobak penuh emas dibawa oleh Hagen von Tronje, pendukung Raja Gunther, wangsa Burgund dari kerajaan di Worms ke sebuah tempat di sungai Rhein. Harta karun itu jatuh ke tangan Hagen, setelah ia menewaskan Siegfried – pahlawan yang berhasil membunuh si naga jahat penimbun harta.

Emas itu dibenamkan oleh Hagen di sungai Rhein. Ini dikisahkan dalam epos raja-raja, das Nibelungenlied.

Nibelungen Sage Nibelungenschatz Bronze Plastik Rhein Worms
Patung Hagen von Tronje dengan harta karunFoto: Wikipedia/EPei - sa

Darah Naga, Siegfried, Pengkhianatan

Kisah das Nibelungenlied ditulis awal abad ke tiga belas oleh seorang penulis tak dikenal. Seekor naga, perempuan-perempuan cantik, pemuda tangguh Siegfried, kesetiaan, pengkhianatan dan pertempuran demi cinta. Itulah bumbu-bumbu kisah besar ini. Nyatanya das Nibelungenlied bukan sekedar saga dengan elemen-elemen fantastis. Tapi ada dasar sejarahnya, yaitu berakhirnya wangsa Burgund pada awal abad ke-5. Tokoh Raja Gunther memang pernah ada.

Jadi apakah harta karun itu betul-betul ada? Hingga kini masih banyak orang yang memimpikan harta karun Nibelung, dan mencari tempatnya tersembunyi. Arsitek dari Mainz, Hans Jörg Jacobi, juga mencari harta karun itu, tetapi lebih karena ingin membongkar teka-teki tersebut. Bersama mendiang ayahnya, ia sudah 40 tahun mencari jejaknya.

"Ini salah satu petualangan yang masih mungkin“, ungkap Jacob. Dalam kisah itu hanya ada satu kalimat, yang menggambarkan di mana Hagen melemparkannya ke dalam sungai Rhein. „Ia melemparkannya ke palung sungai Rhein“.

Architekt Hans Jörg Jacobi Schatz der Nibelungen Suche ACHTUNG SCHLECHTE QUALITÄT
Hans Jörg JacobiFoto: privat

Di "Schwarzen Ort"

Jacob meneliti palung-palung sungai Rhein pada peta khusus. "Bisa jadi itu adalah nama, yang dimaksud mungkin Lochheim, suatu tempat yang sekarang sudah tiada." Lochheim berada di bagian sungai Rhein yang paling dalam. Disebut „Schwarzen Ort" atau tempat gelap dekat kota Gernsheim. Di sini, sungai Rhein melekuk tajam. Selain itu: jaraknya dari bekas lokasi kerajaan di Worms hanya 20 kilometer.

Apakah harta karun Nibelung terbenam 25 meter di bawah permukaan sungai? "Tempat itu sekarang berada di daratan, di samping sungai Rhein", duga Jacobi. Dalam abad-abad berikutnya, aliran sungai Rhein memang terus berubah.

Hans Jörg Jacobi bersama ayahnya, sejak tahun 1970-an melakukan penggalian arkeologis di dekat kota Gernsheim. Namun harta karun itu belum ditemukan. Pada kedalaman 10 meter mesin bor yang digunakan bertumpu pada batu marmor. Juga penyelam-penyelam di Rhein tidak menemukan jejak harta karun itu.

Meski begitu, Hans Jörg Jacobi tidak menyerah. Berkas dokumen pencariannya yang tebal masih disimpan: „Saya akan menemukan harta karun itu dan membuktikan bahwa kisah itu benar."

Inspirasi harta karun

Pakar bahasa Jerman, Anna Mühlherr dari Universitas Tübingen juga tidak percaya bahwa harta karun Nibelung itu hanya sebuah dongeng. Tapi menurut dia, tidak bisa juga dianggap realitas sejarah. Baginya, harta karun itu sama seperti naga dalam kisah itu, suatu elemen cerita yang digunakan untuk menjelaskan jatuh bangunnya wangsa Burgund. Elemen seperti ini muncul juga dalam kisah-kisah abad pertengahan lainnya.

Banyak film televisi, novel, lukisan yang dibuat seputar kisah das Niebelungslied. Bahkan di kota Worms kini setiap tahun digelar Festival Nibelung. Kisah ini menjadi begitu terkenal, sehingga sebuah negara di Laut Selatan yang pernah menjadi koloni Jerman, pada tahun 2003 mencetak koin emas bertuliskan „Harta Karun Nibelung“.

Pencarian harta karun itu terus berjalan. Selain kota Lochheim am Rhein, ada dugaan bahwa Acker in Rheinbach merupakan lokasi harta karun itu. Berimajinasi mengenai sejarah juga bagian dari budaya seputar kisah das Nibelungenlied. Siapa tahu, mungkin suatu hari gerobak-gerobak penuh emas itu bisa ditemukan dalam sungai Rhein. Bagi Hans Jörg Jacobi itu adalah peristiwa besar.