1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lebih 260 Orang Tewas Akibat Banjir di Thailand

9 Oktober 2011

Banjir terparah di Thailand sejak puluhan tahun terakhir telan ratusan korban jiwa. Hampir 200 pabrik ditutup di provinsi Ayutthaya akibat banjir dan situs warisan budaya dunia di Ayutthaya juga tergenang air.

https://p.dw.com/p/12oVQ
Vehicles are trapped in a heavy traffic jam on a highway after flood water
Banjir di Ayuttahaya, ThailandFoto: dapd

Pemerintah Thailand hari Sabtu (8/10) masih mengatakan bahwa kota bersejarah Ayutthaya yang terletak sekitar 90 kilometer di sebelah utara Bangkok, tidak akan terkena banjir.  Sejak dua bulan terakhir hujan lebat melanda wilayah utara dan tengah negara itu. Sungai Chao Phraya yang mengalir mengelilingi Ayutthaya dan sekitar 400 tahun melindungi kota tua bersejarah itu, akhirnya membludak juga.

Menteri Ilmu Pengetahuan Thailand, Plodprasop Surasawadi mengakui bahwa prediksi mereka salah. Selanjutnya dikatakan, UNESCO telah menawarkan dana bantuan untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan atas situs warisan budaya di kota Ayutthaya. Kompleks candi bersejarah dan juga sekitar 200 pabrik kebanjiran akibat jebolnya sebuah bendungan di wilayah itu. Karung-karung pasir yang ditumpuk gagal melindungi bangunan karena ketinggian air mencapai 5, 1 meter. Seorang jurubicara perusahaan Honda Motor Co. Ltd. yang juga harus ditutup mengatakan, sekitar 3000 mobil yang dirakit telah dipindahkan ke area lain.

Prisoners at Ayutthaya prison wade in line in a chest-deep flood water to board a bus during an evacuation after flood water hit Ayutthaya province, central Thailand Thursday, Oct. 6, 2011. Nearly 5,000 prisoners in this province were evacuated to the prisons in nearby provinces of Nonthaburi and Lopburi. Flooding in Ayutthaya, the old Thai capital, could threaten ancient Buddhist temples and have alerted residents there to be ready to evacuate as a tropical storm approaches the region. (Foto:AP/dapd)
Tahanan di Ayutthaya menunggu dievakuasiFoto: dapd

Panen padi diperkirakan menurun

Hari Kamis (6/10) Pusat Prediksi bagi Kegiatan Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Thai Chamber of Commerce (baca: sebuah universitas di Bangkok) mengumumkan penurunan perkiraan bagi Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini dari 4, 4 persen menjadi 3, 6 persen akibat banjir buruk itu. Sedangkan Kementrian Perdagangan Thailand memperkirakan penurunan panen padi yang baru saja dimulai, dari 25 juta ton menjadi 21 ton. Thailand adalah pengekspor beras terbesar di dunia. Kerusakan padi akan mempengaruhi harga beras, padahal sebelumnya harga telah dinaikkan melalui ketetapan pemerintah untuk membantu petani beras yang miskin.

Sementara itu dalam sebuah pernyataan, gubernur Bangkok, Sukhumbhand Paribrata mengatakan, otoritas menyiapkan rencana evakuasi untuk memindahkan warga bila wilayah kediamannya terkena banjir. Sejumlah kawasannya terletak hanya dua meter di atas permukaan air laut.

Volume sejumlah sungai di wilayah ibukota sudah meningkat, tetapi sungai Chao Phraya yang melewati Bangkok, bisa cepat membludak bila air mengalir dari utara. Kini pemerintah berupaya mempercepat pemompaan air dari Chao Phraya ke laut sebelum pasang tiba.

Philippine President Benigno Aquino III, in yellow shirt, rides as he surveys the flood-hit area of Calumpit, Bulacan province, north of Manila, on Wednesday Oct. 5, 2011. Flooding from back to back typhoons have affected more than half a million people in northern Philippines. (Foto:Aaron Favila/AP/dapd)
Presiden Filipina Benigno Aquino III (baju kuning) kunjungi wilayah banjir Calumpit, provinsi BulacanFoto: dapd

Banjir serius di sejumlah negara Asia Tenggara

Sekitar 260 orang tewas di Thailand sejak akhir Juli lalu akibat banjir, demikian diumumkan Departemen Pencegahan Bencana dan Mitigasi Thailand. Sekitar 2, 3 juta warga terkena banjir terburuk yang menimpa negeri itu sejak 50 tahun terakhir, terutama di Thailand tengah, utara dan timur laut.

Sejumlah negara di Asia Tenggara juga mengalami banjir serius pada pekan-pekan terakhir akibat musim hujan yang buruk dan badai tropikal. Pihak berwenang di Filipina menyatakan hari Minggu (9/10), sekitar 101 orang tewas di negeri itu akibat dua taifun berat yang melewati wilayah utara negeri itu dan menimbulkan banjir besar.  Dan sedikitnya 167 orang tewas di Kamboja pekan lalu dan 15 orang di Vietnam.

 

Christa Saloh/dpa/rtr/ap

Editor: Luky Setyarini