1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lebih 100 Orang Meninggal di Tahanan Imigrasi Malaysia

30 Maret 2017

Lebih 100 warga asing tewas dalam dua tahun terakhir di pusat-pusat penahanan imigrasi Malaysia. Hal itu disebutkan dalam laporan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang didanai pemerintah.

https://p.dw.com/p/2aKoA
Symbolbild Massengräber von Flüchtlingen in Malaysia
Foto: picture-alliance/dpa/Y. Pruksarak

Jumlah korban meninggal didasarkan pada data departemen imigrasi Malaysia yang diberikan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang dikenal dengan singkatan SUHAKAM. Ada 83 kasus kematian pada tahun 2015, dan setidaknya 35 pada tahun 2016 sampai 20 Desember.

Lebih dari setengah dari 118 orang yang mati berasal dari Myanmar. Puluhan ribu pengungsi Myanmar, termasuk Muslim Rohingya yang datang ke Malaysia dan melarikan diri dari penganiayaan otoritas Myanmar.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sejak lama melontarkan kritik keras kepada pemerintah Myanmar atas penindasan warga Rohingya yang menyebabkan banyak orang melarikan diri. Ada juga laporan tentang pembunuhan dan pemerkosaan massal oleh pasukan pemerintah.

Malaysia Kuala Lumpur - Proteste gegen die verfolgung von Muslimen in Myanmar
Aksi protes di Malaysia terhadap aksi kekerasan militer Myanmar kepada warga RohingyaFoto: Imago/ZUMA Press

"Jumlah yang meninggal terlalu banyak dan mengejutkan, ini seruan untuk perbaikan sistem," kata Jerald Joseph, salah satu dari delapan komisaris di SUHAKAM, yang dibentuk oleh parlemen Malaysia tahun 1999.

Dia menggambarkan kondisi di pusat-pusat penampungan imigrasi sebagai "mengerikan” dan mengatakan kasus-kasus kematian itu harus diselidiki sepereti penyelidikan kasus kriminal.

Menurut Joseph, banyaknya kasus kematian karena penyakit mungkin disebabkan, atau diperburuk, oleh kondisi sanitasi dan makanan yang buruk, kekerasan fisik serta kurangnya perhatian medis.

Kementerian dalam negeri Malaysia, yang mengawasi departemen imigrasi, mengatakan sedang berusaha untuk memperbaiki kondisi di pusat-pusat penahanan imigrasi, namun anggaran mereka memang terbatas.

Malaysia Protest Myanmar Gewalt gegen Rohingya Najib Razak
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak (tengah) pengecam keras politik Myanmar terhadap RohingyaFoto: picture-alliance/dpa/F. Ismail

"Saya setuju ada beberapa kepadatan hunian dan kondisi yang tidak ideal. Kami selalu berusaha untuk meningkatkan prosedur, kondisi kesehatan dan pengelolaan sarana tersebut. Masalahnya adalah, kemungkinan kita terbentur pada anggaran yang minim," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Nur Jazlan Mohamed dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters.

Dia mengatakan, tidak ada cukup dana untuk meningkatkan fasilitas, menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai dan mempekerjakan serta melatih aparat penegak hukum.

Kondisi hidup di dalam kamp-kamp Malaysia memang muram - penuh sesak, tidak higienis dan brutal - gambaran itu yang muncul dalam wawancara dengan 13 mantan tahanan dan 12 orang lain yang secara teratur mengunjungi pusat-pusat penahanan, termasuk orang-orang dari instansi pemerintah dan kelompok-kelompok hak asasi.

Menurut data pemerintah, di Malaysia ada 13 pusat penahanan imigrasi dengan total 86.795 tahanan selama tahun 2016.

hp/vlz (rtr)