1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Langkah Demokrasi Mesir

3 Januari 2012

Di Mesir Selasa (03/01) etape ketiga, atau terakhir pemilu dimulai. Pemilu antara lain diadakan di Semenanjung Sinai dan Delta Nil. Di dua etape sebelumnya Ikhwanul Muslimin dan kaum Salafiyah unggul.

https://p.dw.com/p/13dWa
An Egyptian woman casts her vote as another checks for her name at a polling center during the third round of the elections for Egypt's parliament, in Qalyobeia, Egypt Tuesday, Jan. 3, 2012. Egyptians lined up in front of polling centers in nine provinces to cast their ballots Tuesday in the third round of the country's first parliamentary elections following the ouster of Hosni Mubarak.(Foto:Khalil Hamra/AP/dapd)
Foto: dapd

Dalam pemilu pertama sejak jatuhnya mantan penguasa Mesir, Hosni Mubarak Februari 2011, dua pertiga kursi di parlemen baru Mesir akan diduduki anggota partai yang layak diwakili di parlemen, dan sepertiga lainnya diduduki calon langsung atau non partai.

Dalam dua tahap pemilu yang telah selesai dilaksanakan, Ikhwanul Muslimin dan kaum fundamentalis Salafiyah keluar sebagai pemenang, dengan memperoleh 65% suara. Pemilu diadakan dalam tiga etape. Etape pertama, antara lain mencakup ibukota Kairo dan Alexandria. Etape ketiga baru dimulai Selasa kemarin.

Tahapan Panjang  

Egyptian women line up out side a polling center in Cairo, Egypt, Monday, Nov. 28, 2011 . Voting began on Monday in Egypt's first parliamentary elections since longtime authoritarian leader Hosni Mubarak was ousted in a popular uprising nine months ago. The vote is a milestone many Egyptians hope will usher in a democratic age after decades of dictatorship. (AP Photo/Amr Nabil)
Sejumlah perempuan mengantri untuk memberikan suaraFoto: dapd

Hasil akhir pemilu, baru akan resmi akhir Januari. Hingga akhir Februari, mandat untuk anggota majelis tinggi akan diberikan. Setelah pemilu, kedua majelis di parlemen akan memilih komisi, yang akan merumuskan konstitusi baru. Hingga akhir Juni mendatang, Mesir akan memilih presiden baru. Setelah itu, Dewan Militer yang sekarang berkuasa akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil.

Di sembilan provinsi tempat pemilu etape ke tiga berlangsung, sejumlah besar orang menunggu giliran di tempat pemberian suara. Di daerah-daerah pedesaan pun keinginan ikut dalam proses demokrasi juga besar. Seorang warga berkata, ia berharap warga Mesir akan segera memperoleh kebebasan dan perdamaian, sehingga hidup akan menjadi mudah dan sangat normal.

Warga di daerah pemilihan memiliki waktu dua hari untuk memberikan suara. Jika dari suara yang terkumpul tidak ada kubu yang jelas menang, akan diadakan pemilihan ulang. Susunan anggota parlemen baru akan jelas akhir Februari mendatang.

Keunggulan Kaum Fundamentalis

A man stands near electoral banners near the pyramids in Giza December 21, 2011. Egyptians vote on Wednesday in run-off contests for parliamentary seats, with the Muslim Brotherhood's party trying to extend its lead over hardline Islamists and liberal parties in a political landscape redrawn by the overthrow of Hosni Mubarak. REUTERS/Asmaa Waguih (EGYPT - Tags: POLITICS ELECTIONS)
Poster-poster kampanye pemiluFoto: Reuters

Menyangkut keunggulan kubu fundamentalis Islam seorang warga mengatakan, "Kami sudah pernah mencoba pemerintahan sekuler, liberal dan komunis. Mereka semua merusak negara. Jadi kali ini kami mencoba kubu fundamentalis Islam. Jika itu tidak berjalan dengan baik, itu tidak jadi masalah, kami bisa mengganti mereka."

Ikhwanul Muslimin tampaknya juga sadar akan peluangnya untuk menang. Calonnya, Mohamed Elbeltagy mengemukakan, "Parlemen ini akan menjadi buah revolusi, dan akan melanjutkan langkah revolusi. Pemilu ini adalah pemilu bebas yang pertama, dan parlemen ini akan menjadi yang pertama, yang sesuai dengan keinginan rakyat."

Perubahan Demokratis

Former Egyptian President Hosni Mubarak lies on a gurney while leaving the courtroom at the police academy where he is on trial in Cairo January 2, 2012. REUTERS/Stringer (EGYPT - Tags: POLITICS CIVIL UNREST HEALTH)
Hosni Mubarak ketika mengikuti sidangFoto: Reuters

Hingga konstitusi diresmikan, presiden baru terpilih dan Dewan Militer benar-benar menyerahkan kekuasaan, banyak waktu akan berlalu. Bagi perubahan demokratis, warga Mesir masih perlu banyak kesabaran.

Sementara itu, dalam proses pengadilan terhadap mantan Presiden Hosni Mubarak, kejaksaan agung memulai pengadilan Selasa kemarin dengan menyampaikan tuntutan penutup. Jaksa Mustafa Suleiman menyebut mantan penguasa itu tirani, yang merusak negara dengan cara tidak bertanggungjawab.

Mubarak dituduh memberikan perintah menggunakan kekerasan terhadap penentang pemerintah, juga korupsi dan menyalahgunakan kekerasan. Dalam pemberontakan yang terjadi sekitar setahun lalu, sekitar 850 orang tewas.

Christine Elsaeßer/afp/Marjory Linardy

Editor: Christa Saloh