1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kunjungan Kanselir Jerman ke Qatar

27 Mei 2010

Kanselir Jerman Angela Merkel berada di Qatar, negara tujuan berikutnya dalam lawatan di negara-negara teluk. Di Qatar, Merkel mengeluarkan pernyataan mengenai politik terhadap Iran.

https://p.dw.com/p/Nb0S
Kanselir Jerman Angela Merkel di DohaFoto: AP

Kanselir Jerman Angela Merkel melanjutkan lawatannya di Timur Tengah. Kali ini tujuannya adalah Qatar. Di ibukota Qatar, Doha, Kanselir Merkel menyinggung pentingnya hubungan Eropa dan negara-negara teluk. "Apa yang kita perlukan untuk saling memahami adalah rasa hormat terhadap nilai-nilai yang dianut satu sama lain, pandangan politis dan religius. Meski pun ada beberapa perbedaan yang sudah saya singgung tadi, yaitu menjunjung tinggi martabat manusia, kita akan bersama-sama melangkah.“

Sejumlah kesepakatan misalnya dalam sektor perdagangan juga dilakukan. Negara-negara teluk terutama memperhatikan krisis mata uang Euro. Sebagian bertanya-tanya apakah investasinya di Eropa merupakan langkah yang tepat. Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani, tampaknya memandang krisis sebagai peluang untuk meraup keuntungan lebih banyak di Eropa. "Saya ke London dan kami membeli Harrod's.“ Pemodal dari Qatar membeli pusat perbelanjaan mewah Harrod's dari konglomerat Mohammed Al-Fayed.

Negara-negara di Teluk Persia ternyata juga berencana membentuk mata uang bersama. Namun, baru-baru ini Menteri Luar Negeri Kuwait mengatakan, melanjutkan rencana tersebut adalah tindakan yang 'tidak bertanggung jawab', dan sebaiknya rencana tersebut ditunda. Usai pembicaraannya dengan kanselir Jerman, perdana menteri Qatar tampaknya memiliki kepercayaan terhadap mata uang Euro: "Mata uang Euro adalah pedoman, dan tentu kami akan mengamati apa yang Anda lakukan dengan Euro, tahun ini dan tahun depan. Akan terlihat apakah Anda berhasil. Saya yakin tentu saja, bahwa Anda akan berhasil.“

Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad dan Kanselir Merkel memiliki pendapat berbeda terhadap kesepakatan atom Iran dengan Brazil dan Turki yang dicapai baru-baru ini. Menurut Sheikh Hamad, rencana ekspor uranium kadar rendah Iran ke Turki untuk reaktor penelitian adalah perjanjian yang "penting“ dan "bagus“. "Untuk pertama kalinya kami melihat gebrakan. Kami mendukung prakarsa Turki dan Brazil. Kami harap, ini akan membawa ketenangan di wilayah.“

Sebaliknya, Merkel mendesak agar Iran lebih ‚transparan'. "Sayangnya menurut pengamatan saya, hal itu belum dilakukan, dan maka dari itu upaya bersama dalam hal sanksi masih terus dilanjutkan.“

Kini, pada akhir kunjungan Merkel di wilayah Teluk Persia, Merkel menarik neraca lawatannya. Pesatnya pembangunan di negara-negara teluk sangat memukau Merkel. Namun Merkel menambahkan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Jerman akan mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Selain itu Kanselir Merkel mengatakan : "Tentu kami tidak akan terlalu cepat. Dan semua yang dapat kami capai, yaitu pembiayaan penelitian dan pembangunan, yang berarti investasi di sektor pendidikan, itulah yang kami utamakan dalam sepuluh hingga 20 tahun lagi, agar kami terus mampu bersaing.“

Carsten Kühntopp / Luky Setyarini

Editor : Vidi Legowo-Zipperer