1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kuba Berencana Membebaskan 52 Tahanan Politik

9 Juli 2010

Setelah protes berkepanjangan di dalam dan luar negeri, pemerintah Kuba akhirnya membebaskan 52 tahanan politik. Masyarakat internasional menyambut baik rencana itu.

https://p.dw.com/p/OEYJ
Kardinal Kuba Jaime Ortega, (kiri) dengan Menteri Luar Negeri Spanyol Miguel Angel Moratinos di Havana, Selasa (06/07).
Kardinal Kuba Jaime Ortega, (kiri) dengan Menteri Luar Negeri Spanyol Miguel Angel Moratinos di Havana, Selasa (06/07).Foto: AP

Pengumuman itu menggemparkan. Presiden Kuba Raul Castro menebarkan isyarat keterbukaan. Uskup Havana, Jaime Ortega menyambut baik keputusan bahwa 52 tokoh oposisi yang sekarang menjadi tahanan politik akan dibebaskan.

“Saya rasa ini adalah isyarat positif dan suatu kemajuan. Juga jika akan berlangsung selama tiga hingga empat bulan hingga semua tahanan politik dibebaskan. Bisa disebutkan ini merupakan awal yang akan berkelanjutan,“ kata Ortega.

Surat kabar Partai Komunis Kuba „Granma“ mempublikasikan pengumuman itu. Pemerintahan Raul Castro dalam beberapa bulan terakhir ini berada di bawah tekanan internasional, setelah Februari lalu seorang disiden yang dipenjara mati kelaparan.

Tokoh oposisi yang kini akan dibebaskan termasuk dalam kelompok yang dijuluki „Musim Semi Hitam“. Mereka dipenjara sejak Maret 2003. Karena dicurigai sebagai „mata-mata kapitalis Amerika Serikat“, mereka divonis hukuman penjara hingga 28 tahun. Sementara itu, para istri tahanan politik yang tergabung dalam kelompok „Wanita Berpakaian Putih“, selalu menggelar demonstrasi menentang penahanan suaminya.

Tokoh oposisi Kuba seperti blogger Yoani Sanchez mengatakan, "Tidak diragukan lagi, pahlawan sebenarnya adalah para wanita berpakaian putih, yang sejak tujuh tahun berjuang demi pembebasan suami mereka. Mediasi gereja juga penting. Namun banyak pembebasan ini terkait dengan pengusiran dari Kuba. Pemerintah Kuba selalu berhasil mengusir para pengritiknya keluar dari negara ini. Saya juga tahu, banyak tahanan yang tidak siap meninggalkan negara ini."

Uni Eropa menyambut baik rencana pembebasan tersebut. Ini merupakan persyaratan bagi normalisasi hubungan dengan Kuba. Gereja Katholik Kuba juga bisa mencatat langkahnya sebagai keberhasilan. Gereja membawa kritik dari para eksil Kuba yang bermukim di Amerika Serikat untuk dijadikan bahan pembicaraan dengan penguasa Kuba.

Menurut keterangan Amnesty International, sampai saat ini terdapat 167 tahanan politik di Kuba. Jika memang 52 tahanan politik itu dibebaskan, itu merupakan keberhasilan besar, demikian pandangan para pembela hak azasi manusia. Kuba di bawah pimpinan Raul Castro melakukan langkah penting. Kubu oposisi di negara kecil di kepulauan Karibia dan negara-negara barat kini berharap isyarat berikutnya menuju peredaan situasi.

Martin Polansky/Luky Setyarini

Editor: Ziphora Robina