1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Iklim Masuki Babak Akhir

18 Desember 2009

Jum'at (18/12), Kanselir Jerman Angela Merkel bersama 30 pemimpin negara dan pemerintahan lainnya berusaha keras, setidaknya untuk menyelamatkan kesepakatan bersama merancang sebuah naskah pernyataan akhir politis.

https://p.dw.com/p/L7zF
Foto: AP

Meskipun Kanselir Merkel dan para pemimpin negara lainnya hari Kamis(17/12) berunding hingga tengah malam, sebuah rancangan naskah yang disepakati oleh semua peserta konferensi sampai siang tadi belum diajukan. Merkel mengatakan, semua bekerja keras. Bukan tidak ada harapan lagi, namun perundingan akan sangat sulit.

Menteri Lingkungan Swedia Andres Carlgren menuturkan, bahwa kini saatnya bagi pemimpin dunia untuk mengambil keputusan. Ia menyalahkan Cina dan Amerika Serikat yang memblokir perundingan.

Kamis malam (17/12), setelah menghadiri jamuan malam dengan Ratu Denmark Margarethe, para wakil negara berusaha keras untuk menyelamatkan keberhasilan konferensi. Awalnya, nampak adanya kemajuan. Namun sekitar pukul 2 dini hari ketika pemimpin negara menyerahkan penyusunan naskahnya kepada pakarnya untuk membahas rinciannya, muncul permasalahan baru.

Juru runding Sudan Lumumba Di-Aping mengritik, bahwa naskahnya terlalu lemah dan kurang berambisi. Sementara utusan dari Cina Li Junhua mengatakan, rancangan itu hanya sebatas pernyataan politik dan tidak lebih. Para utusan nampak semakin pesimis. Selwin Hart, utusan dari Barbados mengatakan dengan kecewa, sebuah pernyataan politis tidak dapat menjamin keselamatan.

Target bersama membatasi kenaikan suhu bumi sebesar maksimum dua derajat merupakan sasaran utama pemerintah Jerman. Selain itu kanselir Jerman hendak mengupayakan agar disepakati penurunan emisi karbondioksida lewat bantuan dana dari negara industri kepada negara berkembang. Setidaknya dengan demikian sasaran yang terpenting dapat tercapai yang akan dicantumkan dalam perjanjian PBB yang baru, sehingga tercipta sebuah struktur dan pedoman untuk perjanjian baru.

Hal ini bisa dikatakan sebagai solusi darurat. Karena rancangan naskah perjanjian baru yang selama dua minggu ini dirundingkan di Kopenhagen masih mentah. Semua poin-poin yang selama ini dipertikaikan belum terselesaikan. Namun Sekjen PBB Ban Ki Moon tetap optimis akan suksesnya KTT ini. Walaupun memang masih ada perbedaan besar, namun ia tidak melihat adanya indikator tidak terjembataninya celah ini.

Negara industri menyepakati untuk memberikan dana sekitar 100 milyar Doollar AS kepada negara berkembang. Dana ini akan dikucurkan setiap tahun hingga 2020.

Kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Kopenhagen sangatlah penting bagi pemerintah Cina. Karena Cina hanya bersedia berunding dengan mitra yang dianggapnya sederajat dengan Cina. Dan yang dianggapnya sederajat hanyalah Barack Obama. Harapan terakhir tertumpu pada presiden AS. Jum'at (18/12), Obama akan berbicara di depan 193 delegasi negara dan ikut serta dalam perundingan.

AN/AR/ap