1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Iklim Diragukan Hasilkan Kesepakatan Mengikat

24 November 2009

Walaupun AS sudah melontarkan pertanda akan mengajukan sasaran penurunan emisinya, namun banyak yang pesimis dapat tercapai kesepakatan mengikat. Di Kopenhagen maksimal hanya akan tercapai kesepakatan politis.

https://p.dw.com/p/KeLn


Konferensi puncak Iklim di Kopenhagen yang akan digelar pertengahan Desember mendatang tetap menjadi tema komentar dalam tajuk sejumlah harian Eropa.

Harian Belanda Trouw yang terbit di Amsterdam dalam tajuknya berkomentar : Kesepakatan yang mengikat diperkirakan baru akan dibahas belakangan. Ini merupakan pukulan telak bagi semua pihak, yang mengharapkan KTT di Kopenhagen akan menyepakati dokumen baru pengganti Protokol Kyoto. Tahun 1997 lalu, delegasi dari 190 negara di menit-menit terakhir konferensi, masih dapat mencapai kata sepakat. Tapi kegembiraan hanya berlangsung sesaat, karena presiden AS saat itu, Bill Clinton tidak dapat meloloskan kesepakatannya di Senat. Penerusnya, George W.Bush bahkan membatalkan kerjasama sepenuhnya. Karena itulah, presiden AS saat ini Barack Obama diduga akan membiarkannya hanya sebatas kesepakatan politis. Kenyataan semacam itu, juga hendaknya disadari oleh kelompok idealis.

Harian Jerman Dresdner Neusten Nachrichten yang terbit di Dresden berkomentar: Tampilnya para kepala negara terkemuka pada KTT itu, hanya sedikit menggerakan ambang batas harapan. Cina tidak akan ikut serta. Jerman hanya menabuh genderang untuk meramaikan suasana. Rusia juga hanya memainkan irama pengiring. Sementara negara-negara miskin mengharapkan kucuran uang untuk perlindungan lingkungan serta pemecahan yang tidak secara final memutuskannya dari pertumbuhan ekonomi dan mendegradasikannya menjadi penerima derma abadi. Juga jika pemanasan global kelihatannya mengalami jeda, KTT itu akan tetap panas. Hingga akhir KTT dengan hangat akan tetap diupayakan kompromi dalam berbagai hal.

Harian Jerman lainnya Märkische Allgemeine yang terbit di Potsdam berkomentar : Dalam kenyataannya jangan menggantungkan harapan terlalu tinggi pada KTT di Kopenhagen. Sikap penuh pengertian dan niat baik dalam arena politik tidak pernah dikembangkan. Dan tentu saja tuntutan barat juga dapat dibenarkan, bahwa negara lain di dunia harus melihat neraca ekonominya yang tidak dipoles, dan tidak ada yang diizinkan menutupi kadar emisinya dengan hitungan curang. Semua negara kaya dan maju, akan dan harus membayar milyaran Dolar bagi perlindungan iklim dan dampak perubahannya. Karena itulah, penggunaan uangnya harus diatur secara mengikat dan diawasi. Agar tidak mengalir ke saluran-saluran gelap, melainkan menunjukkan manfaat yang diharapkan. Jika dalam KTT tercapai kesepakatan menyangkut kuota emisi yang adil serta aturan bantuan keuangannya, berarti sudah banyak yang dapat tercapai.

Terakhir harian Jerman Osnabrücker Zeitung yang terbit di Osnabrück berkomentar : Tembakan peringatan ini datang pada saat yang tepat. Jerman yang ingin bertindak sebagai pemimpin dalam perlindungan iklim, berbuat terlalu sedikit untuk mendorong ekonomi yang lebih sedikit memproduksi emisi. Tapi lebih penting lagi, para pakar memberikan sebuah impuls buat KTT di Kopenhagen. Di bawah pertanda buruk KTT Iklim itu, terdapat peluang bagi sebuah sukses jika diberikan kontribusi bagi hal-hal yang penting. Ekonomi, pertumbuhan dan perlindungan iklim bukan hal-hal yang bertentangan, melainkan secara bersama dapat mengembangkan daya dukung yang menguntungkan bagi planet Bumi maupun dompet kita.

AS/HP/dpa/afpd