1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

131110 APEC Auftakt

13 November 2010

KTT APEC diselenggarakan di Yokohama, Jepang, dan dihadiri 21 negara anggota dari kawasan Asia Pasifik. Kepala negara anggota merundingkan perdagangan bebas di kawasan tersebut serta kepentingan bilateral lainnya.

https://p.dw.com/p/Q7tg
Presiden AS Barack Obama (kiri) berjabat tangan dengan PM Jepang Naoto Kan (kanan) setelah menghadiri konferensi pers di sela-sela pertemuan puncak APEC di Yokohama, JepangFoto: picture-alliance/dpa

Selepas pertemuan puncak G20 yang digelar di ibukota Korea Selatan, Seoul, sebagian kepala negara yang hadir, melanjutkan pembicaraan mereka di forum kerja-sama ekonomi Asia Pasifik, APEC, yang berlangsung di Yokohama, Jepang, Sabtu ini (13/11) hingga hari Minggu esok (14/11).

Diperkirakan 4000 demonstran warga Jepang melakukan aksi protes di Yokohama atas hadirnya Perdana Menteri Cina Hu Jintao dalam KTT APEC. Untuk pertama kali pemerintah Jepang menjadi tuan rumah forum tersebut. Anggotanya mencakup negara-negara kawasan Asia Pasifik dari Papua Nugini, Peru, Meksiko, Amerika Serikat hingga Cina. Jumlah keseluruhannya mencapai 21 negara. Tahun 1993 mantan presiden AS Bill Clinton mengusulkan agar pertemuan ini digelar setiap tahun dan dihadiri oleh kepala negara anggota.

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengungkapkan:

„Dalam strategi KTT telah dicanangkan, sasaran bersama untuk meraih perdagangan bebas. Hal ini dapat dilakukan, jika bekerja-sama dengan negara-negara yang tidak tergabung dalam APEC. Demi menghidupkan kembali perekonomian kita, kita sepakat, untuk melakukan perdagangan bebas dengan Korea Selatan dan Uni Eropa.“

APEC didirikan pada tahun 1989. Awalnya hanya 12 negara yang bertemu untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. Namun kini, perdagangan bebas yang merupakan sasaran utama forum tersebut. Atas prakarsa AS, sebanyak sembilan negara anggota dari belahan utara maupun selatan kawasan Asia Pasifik sedang merembukkan untuk mengupayakan sebuah perjanjian perdagangan bebas. Negara APEC lainnya pun bisa menjadi anggota „kemitraan transpasifik“ ini.

Selama ini, APEC tidak pernah meghasilkan sebuah kesepakatan yang mengikat, karena merupakan sebuah forum untuk merundingkan kepentingan bersama dan bukan untuk menetapkan perjanjian politik. Dalam pertemuan dua hari ini akan dilihat apakah isi deklarasi Bogor yang dihasilkan pada KTT 1994, untuk menurunkan bea cukai, serta menerapkan perdagangan bebas dan terbuka hingga 2010, terwujudkan. Memang, bea cukai sudah berhasil diturunkan, namun masih tetap diterapkan. Nampaknya dalam pernyataan penutupan KTT nanti, penekanannya akan diletakkan pada pentingnya integrasi, agar tercipta sebuah pertumbuhan berkualitas tinggi di kawasan tersebut, dengan ekonomi dan kehidupan sosial yang stabil dan aman. Kembali Perdana Menteri Jepang Naoto Kan:

„Khususnya soal keamanan yang perlu dirundingkan. Bila kita berhasil melakukan sebuah langkah ke depan dan memperdalam kemitraan kita, maka itu adalah sebuah keberhasilan.“

Dalam kesempatan ini, secara terpisah perdana menteri Jepang melakukan perundingan dengan Presiden AS Barack Obama. Namun di luar itu, Naoto Kan juga melakukan perundingan bilateral dengan presiden Cina dan Rusia. Setelah sengketa hebat menyangkut kepulauan Senkaku, Presiden Cina Hu Jintao dan Perdana Menteri Jepang Naoto Kan hari ini melakukan pertemuan bilateral 20 menit di sela-sela pertemuan APEC di Yokohama.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev meminta Perdana Menteri Jepang Naoto Kan untuk mengakhiri ketegangan diplomatik. Kunjungan Medvedev ke Kepulauan Kuril beberapa waktu lalu, mengundang kecaman dari Jepang. Presiden Rusia Medvedev dan Perdana Menteri Jepang Kan akan bertemu di sela-sela KTT APEC di Yokohama.

Pertikaian teritorial antara Jepang dengan Rusia dan Cina sempat memicu pertikaian. Namun, dalam kesepamatan ini masalah-masalah seperti itu dapat dibicarakan.

Peter Kujath/Andriani Nangoy

Editor: Dyan Kostermans