1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

011111 Griechenland EU

1 November 2011

Kanselir Merkel dan Presiden Sarkozy bereaksi cepat terhadap syok referendum Yunani. Rabu (02/11) dilakukan pertemuan krisis dengan Papandreou. Dari UE bermunculan suara kritis dan memperingatkan.

https://p.dw.com/p/133PV
PM Yunani George PapandreouFoto: dapd

Para petinggi Uni Eropa bereaksi dengan kepala dingin. Jose Manuel Barroso, ketua Komisi Eropa, dan Hermann van Rompuy, Ketua Dewan Eropa menjabarkan dalam hampir satu halaman penuh tentang hasil-hasil yang dicapai dalam KTT sebelumnya. Bahwa bank dan perusahaan asuransi akan memberi penghapusan 50% dari hutang dan UE akan mengucurkan paket bantuan kedua, kambali berkisar 100 miliar Euro.

Baru di bagian akhir keterangan bersama itu tertera kalimat "Kami mengetahui bahwa pemerintah Yunani kini bermaksud menyelenggarakan referendum.“ Orang percaya sepenuhnya bahwa Yunani akan menjalankan kewajibannya", demikian tulis Barroso dan van Rompuy.

Dan jika tidak, apakah kebangkrutan negara Yunani mengancam? Jean-Claude Juncker, Ketua Zona Euro mengatakan pada stasiun televisi Luksemburg bahwa ia tidak bisa memutuskan.

"Itu juga tergantung bagaimana formulasi pertanyan yang harus dijawab oleh rakyat Yunani dalam referendum. Selama kita tidak tahu apa pertanyaannya, saya juga tidak bisa membayangkan konsekuensinya", kata Juncker.

Memukul pasar

Yang jelas, Euro dan bursa saham global terpukul di pasar uang, hari Selasa (01/11) setelah PM Giorgos Papandreou mengumumkan bahwa rakyat Yunani lah yang harus menetukan dalam referendum tentang diterima atau tidaknya bantuan finansial dari Uni Eropa.

Griechenland Finanzkrise
Warga Yunani memprotes paket penghematan pemerintahFoto: dapd

Menlu Swedia Carl Bildt dalam tweet-nya menulis, ia tidak paham, apa sebetulnya yang harus ditentukan oleh rakyat Yunani. Ia bertanya, betulkah ada opsi sejati? Rencana Papandreou disambut kritik dari penjuru Eropa, mulai dari Italia hingga Finlandia. Dan kembali membawa ketidakamanan terhadap pasar, kritik PM Italia Silvio Berlusconi. Negatif bagi stabilitas Eropa, tandas PM Finlandia Jirki Katainen.

Dan PM Belgia Yves Leterme nyaris tersinggung, karena Giorgos Papandreou tidak memberitahu ia dan pemimpin UE lainnya dalam KTT Rabu lalu bahwa ia akan mengadakan referendum. Sekarang tergantung Yunani.

Kemungkinan ambruk

"Saya pikir Eropa sudah melakukan langkah pertama. Penghapusan hutang 50%, itu isyarat sangat bermakna, upaya sangat penting dari Eropa yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dan rakyat Yunani harus paham bahwa sebagai timbal baliknya ada persyaratan", kata Leterme.

Pertanyaan apa yang diajukan dalam referendum dan juga bagaimana referendum dilakukan, bagi Alexander Stubb, Menteri Urusan Eropa dari Finlandia sudah jelas, pada prinsipnya referendum mengenai keanggotaan Yunani dalam zona Euro.

Pernyataan Papandreou tentang referendum juga memicu kritik tajam di dalam negeri. Anggota parlemen dari partai pemerintah PASOK menuntut agar Papandreou mundur. Sebagian pengamat menilai, pemerintah Yunani menghadapi kemungkinan ambruk.

Andreas Reuter/ Renata Permadi

Editor: Marjory Linardy