1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Nuklir, Serius Tapi Tidak Memburuk

Renata Permadi17 Maret 2011

Berita baiknya, Situasi di instalasi nuklir Fukushima tidak memburuk. Tapi, kondisi ini bukan tidak mungkin berubah. Di Tokyo, sejumlah warga melakukan aksi protes, menentang pemerintah Jepang.

https://p.dw.com/p/10blB
Pasukan Jepang mencari korban selamat di antara puing dan reruntuhan di Ishinomaki, prefektur Miyagi.Foto: dapd

Rakyat Jepang, walau merasakan duka mendalam, kebanyakan menahan diri menghadapi situasi darurat akibat bencana. Di tengah situasi yang serba terbatas, sampai saat ini, tak ada laporan tentang terjadinya aksi penjarahan. Jalan-jalan di Tokyo sepi. Tidak semua memang.

Sambil meniup peluit dan mengangkat spanduk, para demonstran melintasi malam di jalan-jalan ibukota Tokyo dan menuduh PM Naoto Kan bertanggungjawab atas bencana.

Para demonstran menuntut ditutupnya semua pembangkit listrik tenaga nuklir. Mereka juga mendesak pemerintah untuk segera mengirim bahan pangan, air minum dan barang bantuan ke kawasan bencana di pesisir timur laut Jepang.

"Kami memprotes rejim Kan yang membiarkan orang-orang di utara Jepang tewas. Kami menyerukan pada pemerintah untuk menghentikan reaktor nuklir dan segera mengirim bahan pangan ke kawasan bencana" , kata seorang demosntran.

Di PLTN Fukushima Daichi, para petugas terus berjuang untuk mendinginkan reaktor. Helikopter dan truk militer, hari Kamis, menumpahkan air ke dalam fasilitas nuklir yang terlalu panas. Mereka juga memasang kabel untuk memulihkan aliran listrik guna menjalankan sistem pendingin dan pengukur suhu yang padam sejak gempa bumi dan stunami yang menghantam fasilitas nuklir tersebut, Jumat. Sejak itu, para insinyur dan teknisi di Fukushima bekerja dalam gelap.

"Tak ada cahaya dalam bangunan-bangunan yang sangat besar itu", kata James Lyon, pejabat senior IAEA, "dan tidak ada jendela", tambahnya.

Aliran listrik akan mengaktifkan kembali pompa yang sangat dibutuhkan untuk menuangkan air dingin ke batang bahan bakar yang terlalu panas, sehingga dapat menghindari bencana. Diharapkan, aliran listrik dapat pulih akhir pekan ini.

Situasi tetap serius, tetapi tidak tercatat adanya perkembangan buruk yang signifikan, sejak hari Rabu. Dan itu adalah hal yang positif. Demikian kata pejabat tinggi Badan Energi Ato internasional IAEA, Graham Andrew, dalam konferensi pers di Wina, Kamis. Tetapi, asisten senior ketua IAEA Yukiya Amano itu juga memperingatkan bahwa masih mungkin situasinya menjadi lebih buruk.

Walau di Jepang krisis masih belum terlihat ujungnya, Andrew mengatakan industri nuklir secara umum memiliki catatan sangat baik perihal keamanan. Sampai hari ini tak ada laporan tentang orang tewas akibat kecelakaan ini, kata Andrew sambil buru-buru menambahkan bahwa belum saatnya berpuas diri.

Ketinggian air di dua inti reaktor turun sekitar setengah level normal. Sementara batang bahan bakar nuklir rusak di tiga dari enam reaktor. Mantel pelindung di sebuah reaktor, rusak. Sejak Jumat, 23 pekerja reaktor cedera atu sakit, namun tak seorangpun akibat radiasi. Dua pekerja dilaporkan hilang.

Enam hari setelah gempa bumi dan tsunami menerjunkan Jepang ke dalam krisis terburuk sejak PD II, sejumlah negara mulai mengevakuasi warganya yang ingin meninggalkan Jepang. Amerika Serikat dan Inggris menyewa pesawat untuk warga negaranya sementara Cina memindahkan ribuan warganya ke Tokyo untuk evakuasi. Tiket penerbangan komersial langka dan sejumlah perusahaan menyewa jet pribadi untuk mengevakuasi staffnya.

afp,dpa,rtr/Renata Permadi

Editor: Carissa Paramita