1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Kembali Luncurkan Roketnya

12 Oktober 2009

Senin (12/10), Korea Utara meluncurkan lima roket jarak pendeknya. Selain itu Korea Utara juga melarang masuknya kapal-kapal asing melintasi lepas pantainya dari tanggal 10 hingga 20 Oktober.

https://p.dw.com/p/K4kU
Uji coba peluncuran roket jarak pendek Korea Utara, April 2009Foto: AP

Sementara pada hari yang sama, sebelumnya Korea Selatan menawarkan perundingan kembali dengan Korea Utara, menyangkut penanganan banjir di perbatasan dan reunifikasi keluarga yang tinggal terpisah.

Korea Utara telah menembakkan lima roket jarak pendeknya kemarin. Peluncuran roket dilakukan di selatan Musudan-ri, pantai timur laut Korut, demikian disampaikan kantor berita Yonhap, mengutip seorang pejabat Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya. Sementara itu Korut juga memberlakukan zona larangan pelayaran di timur dan barat lepas pantainya. Panglima militer Korut menolak untuk berkomentar.

Kantor berita Yonhap mengutip para pengamat militer mengungkapkan peluncuran roket itu merupakan bagian dari aktivitas rutin latihan militer. Namun tidak menghapus kemungkinan bahwa Pyonyang tengah mendemonstrasikan kekuatan rudalnya untuk tujuan politik.

Peluncuran roket ini merupakan yang pertama sejak bulan Juli lalu, setelah masyarakat internasional mendesak Korut kembali ke meja perundingan enam negara mengenai pelucutan nuklirnya. Juli lalu Korut juga telah menembakan empat roket jarak pendeknya.

Pyongyang keluar dari perundingan enam negara tersebut pada April lalu. Pekan silam, Korea Utara menyampaikan keinginannya untuk kembali berunding, namun hanya mau berunding langsung dengan Amerika Serikat. Washington merespon dengan mengatakan bahwa AS siap untuk melakukan pembicaraan bilateral. Hanya saja lebih mendorong Korea Utara untuk kembali ke forum multilateral. Sabtu (10/10), para pemimpin dari Cina, Jepang dan Korea Selatan mengadakan pertemuan di Beijing dan mendesak Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan pelucutan nuklir. Hingga kini masih belum ada penjadwalan kembali kapan agenda pertemuan multirateral tersebut.

Sementara itu Korea Selatan kembali mendorong perundingan dengan Korut menyangkut penanganan banjir di perbatasan dan penyatuan kembali keluarga yang tinggal terpisah antara di selatan dan utara. Juru bicara kementrian Korsel, Cheun Hae-Sung, mengungkapkan, hari Rabu (14/10) kedua negara berencana membahas upaya menangani banjir di sungai di perbatasan yang telah mengakibatkan enam orang tenggelam.

Jutaan ton air yang dilepaskan dari sebuah bendungan mengalir ke sungai Imjin di perbatasan September lalu dan menyapu kawasan perkemahan di Korea Selatan. Hal tersebut menyulut kemarahan Korsel dan disebutkan merusak hubungan yang baru ditingkatkan antara kedua pihak.

Cheun mengungkapkan pertemuan lain juga akan berlangsung hari Jumat di kawasan peristirahatan Gunung Kumgang di Korut, untuk membicarakan masalah kemanusiaan menyangkut reunifikasi keluarga yang terpisah akibat perang tahun 1950-1953.

AP/HP/channel news asia/afp/reuters