1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korsel Bebaskan Kapalnya dari Tangan Perompak

21 Januari 2011

Jumat (21/01), Komando Angkatan Laut Korea Selatan menyerbu kapal yang dibajak perompak Somalia, menyelamatkan ke 21 awak kapal dan menewaskan delapan perompak. Demikian dinyatakan seorang pejabat militer.

https://p.dw.com/p/100PG
Gambar simbol upaya NATO dan internasional untuk menumpas perompak SomaliaFoto: AP/DW

Pasukan khusus SEAL menyerbu kapal sebelum fajar, membebaskan seluruh sandera, dan menembak mati delapan perompak dalam pertempuran jarak dekat. Lima perompak lainnya berhasil ditangkap. "Operasi menunjukkan, bahwa pemerintah kami tidak dapat lagi mentolerir segala kegiatan ilegal bajak laut," dikatakan Kepala Staf Gabungan Letjen Lee Sung-Ho.

Dalam aksi penyerbuan ini, nakhoda kapal Samho Jewelry yang dibajak menderita luka tembak di perutnya, tapi kondisinya tidak mengancam jiwa. Tidak ada anggota pasukan yang menderita luka.

Aksi penyelamatan yang berlangsung sekitar 1.300 km di timur laut Somalia dianggap sebagai satu keberhasilan bagi militer Korea Selatan. Sebelumnya, militer Korea Selatan dianggap terlalu lemah karena tidak bereaksi terhadap serangan militer Korea Utara ke Pulau YeonPyeong, November lalu.

Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak, yang memberi izin untuk operasi ini, mengatakan bahwa militer dengan sukses telah melaksanakan tugasnya dalam situasi yang sulit. "Kami tidak akan mentolerir segala aksi yang mengancam keselamatan dan hidup warga kami," kata Lee Myung Bak lebih lanjut.

Para perompak merebut dan menguasai kapal Samho Jewelry dan menyandera 21 awak kapal – delapan asal Korea Selatan, dua awak kapal asal Indonesia dan 11 awak dari Myanmar – pada tanggal 15 Januari di Laut Arab. Kapal milik Korea Selatan tersebut sedang dalam perjalanan dari Sri Lanka ke Uni Emirat Arab.

Aksi perompak Somalia meningkat di tahun-tahun terakhir ini. Dan kapal patroli internasional diturunkan untuk membendung aksi pembajakan di wilayah perairan Tanduk Afrika.

Yuniman Farid/afp

Editor: Hendra Pasuhuk