1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Selatan Kembali Akan Buru Paus

7 Juli 2012

Korea Selatan menyatakan akan kembali melakukan operasi perburuan paus dengan dalih untuk penelitian ilmiah. Para aktivis pelindung paus marah dan mencemaskan tidak ditaatinya moratorium IWC.

https://p.dw.com/p/15TN6

Korea Selatan mengumumkan pada sidang tahunan komisi penangkapan paus sedunia-IWC yang digelar di Panama City, mereka akan mengikuti langkah Jepang, melakukan penelitian ilmiah paus. Dengan dalih itu, Jepang dapat berkelit dari aturan moratorium perburuan paus secara komersial. Tapi pada akhirnya, bagian terbesar daging paus tetap mendarat di pasar setelah sebagian kecilnya "diteliti" oleh para ilmuwan.

Dalam sidang IWC yang berakhir Jumat (06/07), pimpinan delegasi Korea Selatan, Joon Suk Kang menyatakan, populasi paus minke di kawasan perairan Korea Selatan sudah pulih. Selain itu, tingkat konsumsi daging paus di negaranya sudah turun hingga ke tingkat terendah dalam sejarah.

Walfang in Japan zur IWC
Jepang buru paus untuk tujuan ilmiah tapi akhirnya mendarat di pasar.Foto: AP

Kelompok pelindung paus marah dengan niat Korea Selatan, kembali melakukan perburuan paus. Organisasi pelindung lingkungan World Wildlife Fund menyebutkan, pernyataan Korea Selatan bahwa populasi paus di perairannnya sudah pulih, tidak didukung data ilmiah. Greenpeace mengritik, alasan penelitian ilmiah Korea Selatan hanyalah dalih untuk kembali memburu paus secara komersial.

Juga PM Australia, Julia Gillard menyatakan amat kecewa mendengar niat Seoul itu. Namun dalam moratorium perburuan paus yang disepakati IWC 1986 terdapat celah, karena masih mengizinkan perburuan untuk tujuan ilmiah dan bagi konsumsi tradisional warga tertentu.

Kuota penangkapan tidak berubah

Dalam penutupan sidang IWC di Panama, komisi juga tetap melarang penangkapan paus secara komersial. IWC menerima usulan Jerman, yang mengggas inisiatif untuk memperingatkan jangan mengkonsumsi daging paus. Selain itu, permintaan Denmark untuk menaikkan kuota penangkapan ditolak.

Walfleisch
Bagian penjualan daging paus di supermarket Jepang.Foto: AP

Negara penenetang permintaan Denmark terutama marah, karena kuota penangkapan paus yang diperuntukkan bagi warga asli Inuit sering disalah gunakan. Dilaporkan, belakangan ini daging paus kembali dijual secara komersial di supermarket dan terutama ditawarkan di restoran-restoran kepada wisatawan.

Namun para penentang penangkapan paus dan organisasi pelindung lingkungan juga mengalami pukulan telak dalam sidang IWC. Jepang bersama negara yang memiliki hak kuota penangkapan paus, berhasil mencegah ditetapkannya kawasan perlindungan paus di samudra Atlantik bagian selatan. Sejumlah negara Amerika Latin kecewa, karena paus di wilayah perairan mereka tetap dapat bebas diburu.

Sejauh ini Jepang, Norwegia, Denmark dan Islandia masih diizinkan secara khusus menangkap paus untuk dikonsumsi. Juga daging paus digemari warga di kawasan pesisir Korea Selatan. IWC memberikan kuota penangkapan paus secara tradisiional kepada warga asli di Alaska, Greenland, Siberia dan sejumlah kawasan lainnya.

AS(dpa, afp,rtr)